Gitar Akustik Dalam Ruang dan Waktu

Gitar Akustik Dalam Ruang dan Waktu

Seiring berjalannya waktu, solo album pun lahir, tepatnya dimulai pada tahun 2016. Hal ini adalah rangkuman hirup pikuk yang harus dilanjutkan perjalanannya dengan menyatukan persepsi yang ada dalam diri saya, terkait pemikiran, langkah serta strategi untuk menyuguhkannya. Secara berangsur angsur album pertama saya beri judul Day By Day. Masih berkaitan erat dengan gitar akustik, yang salah satu lagunya adalah “Wayout Song”. Sebuah lagu instrumental yang memuat banyak teknik didalamnya (teknik slaping, apreggio, bending). Juga pada lagu “Sore Sebelum Hujan”, di mana suara gitar sangat mendominasi sekali walaupun masih dalam ranah iringan. Hal ini berdampak pada banyaknya orang yang mengcover secara keutuhan lagunya, bahkan pola petikan yang saya buat dalam lagu ini menarik minat pemain gitar untuk mengcover cara bermainnya.

Pada tahun 2017 album kedua pun lahir dengan format band yang menurut saya cukup unik dan beranggotakan 4 instrumen, yakni gitar akustik/vocal, gitar elektrik, keyboard dan drum. format ini saya beri nama Nissan Fortz and The James Band. Beberapa lagu yang sempat mencuri perhatian beberapa segmen salah satunya adalah “Praduga”. Lagu yang bernafaskan blues/jazz tersebut menjadi keotentikan album ini. Lalu dilagu lainnya adalah instrumental yang saya beri judul “Tarik Menarik” dan saya kolaborasikan dengan seorang gitaris perempuan yang sangat hebat, yakni Nathania Jualim. Teknik dalam lagu ini sangatlah tinggi dan itu kita mainkan sepanjang lagu seperti tanpa jeda. Lagu ini merujuk pada karya Tony Rice juga Tommy Emanuel. Gaya petikan Bluegrass yang dipadu padankan dengan irama cajun yang juga bebunyian perkusinya dihasilkan oleh gitar dengan cara memukul beberapa bagian body gitar (terkhusus bagian topnya).

Lagu lain dalam album ini juga ada yang dikolaborasikan dengan gitaris blues kenamaan, Gugun ‘GBS' dengan judul “Ini Indonesia”. Lagu ini menjadi titik eksperimental yang aduhai, pasalnya menyatukan fisi gitar elektrik (Gugun) dan saya (akustik) tidaklah mudah. Dengan tempo lagu yang sangat cepat (bisa dikatakan heavy metal beat), keduanya tetap menjadi selaras dan tidak mengurangi karakteristik dari setiap instrumen yang dimainkannya.

Setelah itu karya Instrumental lain pun lahir pada tahun 2018 dengan judul “Winkle Rag”. Komposisi ini disajikan dengan sangat ringan mulai dari melodi, ritem dan line bassnya. Dan salah satu tujuan saya membuat “Winkle Rag” adalah agar siapapun dapat dengan mudah untuk membawakannya kembali. Komposisi ragtime ini menorehkan banyak kisah, banyaknya penggiat musik instrumental bahkan pemain gitar sangat mengapresiasinya, bahkan sampai muncul beberapa coverannya tidak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara, termasuk Nigeria yang menjadi salah satu negara yang mengapresiasi karya ini, bahkan mereka sangat berminat untuk membeli partitur lagu ini.

Pada penghujung tahun 2018 menuju 2019 saya melahirkan kembali 4 karya instrumental dengan judul “Buku”, “Sepeda”, “Lego” dan “Boneka”. Namun belum saya rilis resmi sampai sekarang. Kemudian pada pertengahan 2019 saya tertantang oleh seorang rekan untuk membuat karya yang bercerita tentang kisah para Nabi secara berurutan dalam setiap tahunnya. Akhirnya saya terima tantangannya, sampai kemudian saya merilis lagu “Adam dan Hawa” dengan menggaet penyanyi perempuan Asilah andreina. Saya buat dengan gaya ragtime, kekuatan iringan gitar dan duet vocal yang sangat kuat telah mencuri perhatian banyak pihak karena dengan keunikan yang ada didalamnya. 

Begitupun juga dengan lagu “Asadul Usud”. Lagu yang menceritakan sebagian kisah Nabi idris a.s ini dikemas dengan arransemen musik yang sangat kompleks. Kenapa demikian? Karena banyak keistimewaan ilmu yang dimiliki Nabi idris a.s ini yang coba saya ilustrasikan menjadi keberagaman teknik dalam cara bermain gitarnya. Teknik slaping gitar yang beriramakan funk adalah salah satu unsur yang menguatkan lagu ini, sehingga riff gitar dilagu ini sangatlah terasa groovy juga enerjik. Petikan demi petikan pun terdengar padat seperti tanpa jeda (rest).

Mengawali karier musiknya pada akhir tahun 90-an dengan berbekal basic musik Klasik, Nissan Fortz mulai memperluas wawasan musiknya sambil menjalankan karirnya sebagai musisi dengan ikut berkecimpung di komunitas-komunitas musik Kota Bandung seperti komunitas Country, Blues dan komunitas musik lainnya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner