"Eleven Heroes Sumatera and Asia Tour 2018" (Bagian Dua)

Total, kami punya empat hari di Bangkok. Hari kedua, kami jalan-jalan ke Khaosan Road untuk makan malam dan mencari oleh-oleh. Hari ketiga, kami berkunjung ke Immortal Bar untuk bertemu dengan penyelenggara event di sana, yaitu Charli beserta temannya Nico, Joshua, Robert dan Antonio. Tidak lama kemudian, Lakhva selaku owner dari Immortal Bar datang, sepulang dari menyaksikan Vital Remains di Bangkok. Suasana semakin cair ketika Lakhva datang dan kami menghabiskan malam di sana.

Keesokan harinya kami akan tampil untuk pertama kalinya di kota ini. Kami dapat waktu sound check pukul 13.00 waktu Bangkok selama lebih kurang satu jam. Setelah semua aman, kami kembali ke hostel untuk siap-siap karena kami akan tampil pukul 21.00 waktu Bangkok. Tiba saatnya kami berada di atas panggung sebagai band terakhir yang akan menutup show di Immortal Bar. Untuk lebih mencairkan suasana, kami menyapa teman-teman disana dengan bahasa Thailand dan sedikit candaan orang sana. Ini bisa kami lakukan karena sebelumnya kami berdiskusi dan bertanya kepada Dila, selaku orang asli Thailand.

Suasana malam itu sangat cair. Semua orang yang datang senang dan suka dengan musik yang kami suguhkan. Lapak merchandise kami laris manis selepas show. Mungkin, itu feed back dari apa yang kami berikan kepada mereka di atas panggung, dan ketika mereka menikmati musiknya mereka akan menghargai band itu dengan membeli merchandise band tersebut.

Kota selanjutnya adalah Hanoi, Vietnam. Di sana, kami tinggal di rumah Sergei, orang asal Rusia yang bekerja di Vietman. Sergei juga punya grup band di Vietnam. Bersama Sergei, kami diajak berkeliling kota Hanoi, menikmati makanan dan kopi yang enak sebelum malam harinya perform di Docker Natura Bar, Hanoi. Kita patut bangga berada di Indonesia yang memiliki scene musik extreme lebih besar namun di Hanoi. Teman-teman komunitas di sana sangat respect terhadap band yang tampil di sana, baik itu band lokal atau band luar. Ketika kami perform sebagai band penutup, support yang sangat besar mereka berikan kepada kami.

Masih di Vietnam, besok paginya kami terbang ke Saigon sebagai titik terakhir "Eleven Heroes Sumatera and Asia Tour 2018". Di Saigon, kami hampir batal untuk tampil karena polisi setempat hanya memberi izin acara sampai pukul 21.00 waktu Saigon, sementara Beside belum tampil. Beberapa teman panitia kemudian berdiskusi dengan polisi setempat dan akhirnya Beside diizinkan untuk membawakan dua lagu. Polisi langsung pergi pada saat itu, mungkin hanya meminta uang tambahan. Entahlah.

Penonton yang hadir tidak puas jika kami hanya membawakan dua lagu. Setelah berdiskusi dengan panitia dan melihat polisi juga sudah pulang, akhirnya kami berhasil membawakan enam buah lagu di titik terakhir ini. Grafik audiens dari kota ke kota semakin meningkat. Mungkin, ini juga yang menjadi mood booster untuk kami sehingga kami semakin terpacu dan tidak pernah lelah menjalani tur ini. Saigon merupakan titik ter-"pecah" dan menutup rangkaian "Eleven Heroes Sumatera and Asia Tour 2018" dengan sangat luar biasa.

"Eleven Heroes Sumatera and Asia Tour 2018" ini diharapkan bisa memberikan energi positif bagi Beside untuk terus meningkatkan kualitas bermusik dan terus melahirkan karya-karya terbaik. Selain tur di tahun ini pun, Beside sedang mempersiapkan materi untuk album ketiga yang rencananya akan dirilis tahun depan.

BACA JUGA - "Eleven Heroes Sumatera and Asia Tour 2018" (Bagian Satu)

Agung Suryana atau lebih dikenal dengan panggilan Agrog adalah generasi termutakhir dalam tubuh Beside. Ia berada di lini terdepan dan menjadi vokalis Beside sejak tahun 2014. Selain itu, ia aktif dalam sebuah proyek musik bernama Ensemble Tikoro.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner