Delapan Lagu Terbaik dari SORE

Delapan Lagu Terbaik dari SORE

Merayakan dirilisnya ‘Centralismo’ dan Ports of Lima, SORE dalam Bentuk Digital

Baru-baru ini, band SORE merilis ulang dua album awal mereka dalam bentuk digital streaming di Spotify dan kawan-kawan. Album itu adalah Centralismo (2005) dan Ports Of Lima (2008). Kedua album ini bisa dibilang sebagai album masterpiece-nya musik arus samping Indonesia era 2000an. Terutama, karena formasi SORE yang masih solid, yang terdiri dari Ade Paloh (gitar, vokal), Awan (bass, vokal), Reza (gitar, vokal), Bembi (drum, vokal) dan Mondo (kibor, vokal). Paska kedua album ini, Mondo kemudian mengundurkan dari SORE dan memutuskan untuk bersolo karir. Meski begitu, SORE terus merilis album hingga saat ini, yang tengah dalam proses rekaman. Namun, harus diakui bahwa dua album awal mereka ketika masih solid sangat susah ditandingi.

Album pertama SORE, Centralismo sempat masuk ke dalam salah satu album di artikel Five Asian Albums Worth Buying di majalah Time edisi Asia yang ditulis Jason Tedjasukmana pada 2005. Ports of Lima sendiri kemudian menjadi album kedua yang mengukuhkan kedashyatan SORE dalam membuat album pop Indonesia. Album ini kemudian dirilis ulang ke dalam bentuk piringan hitam, dan kini harganya menjadi sangat tinggi.

Ini adalah daftar lagu-lagu favorit saya dari dua album itu. Dengan terpaksa, saya sengaja tidak menyertakan lagu-lagu bernuansa murung, yang mana sebetulnya adalah salah satu kekuatan SORE. Tapi, saya ingin menghadirkan keindahan musik SORE yang menurut saya belum bisa tergantikan oleh band lain saat ini dengan aransemen, kekuatan lirik mood lagu terutama di dua album awal mereka.

1. “Mata Berdebu” (Centralismo, 2005)
Lagu kedua di album Centralismo ini terasa meredamkan lagu pembuka, “Bebas” yang sebelumnya terasa meledak dan tumpah ruah. Dengan aransemen yang sangat ringan begitu indah dan kuncian liriknya ada di bait pertama verse yang dinyanyikan Ade Paloh dengan sendu:

“Tak ku pelajari di mana pelangi itu/Di antara kabut, kucari jemari itu/Dan aku tak bisa melangkah/Di antara musafirnya”

Sore-Centralismo
Sore - Centralismo

2.“Etalase” (Centralismo, 2005)
Dinyanyikan oleh drumer Bembi, lagu yang disusupi swing-jazz ini lagi-lagi menenangkan mood yang sebelumnya dinaikan oleh lagu “Keangkuhanku”. Bernyanyi tentang memori, lagu ini dibuka dengan solo saksofon dan ditutup dengan aransemen string yang aduhai.

3. “Lihat” (Centralismo, 2005)
Ini lagu pilihan ketiga saya dari album Centralismo. Di lagu yang dinyanyikan oleh bassis Awan ini, saya selalu bertanya-tanya di bagian akhir lagunya. Apa makna yang coba disampaikan oleh Ade, yang sepertinya juga bertanya-tanya: “Kapan, kita, semua, akan, kapan, kita, semua, akan?”

Vokalis/gitaris 70sOC dan penjaga konten Pophariini.com. Suka membaca tentang musik, tentang subkultur anak muda dan sangat gemar menonton film.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner