Burgerkill Killchestra Journal

Burgerkill Killchestra Journal

Selanjutnya, pada bulan September 2018 kami melanjutkan sesi rekaman di Jakarta untuk format band. Kami merekam materi untuk album ini di Sumberria Suite. Lagu-lagu yang kami rekam adalah lagu-lagu yang sudah ada di album-album Burgerkill sebelumnya, di antaranya adalah "Tiga Titik Hitam", "Penjara Batin" dan "Anjing Tanah". Mengapa kami memutuskan untuk merekam ulang instrumen dan vokal selain orkestra, hal ini dikarenakan ada beberapa perubahan komposisi dan nada dasar di dalamnya. Selain itu, kami juga fokus untuk mencari sound yang bisa sangat membaur dengan sound orkestranya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by DCDC (@dcdc.official) on

Proses perekaman instrumen drum dan bass sama-sama dilakukan dalam waktu dua hari. Secara set-up, drum Putra tidak banyak perubahan dengan set-up yang dilakukan pada saat proses rekaman album Adamantine, namun secara teknis ada beberapa pembaruan dari cara pengisian drum yang sebelumnya lagu-lagu tersebut sudah diisi oleh Toto dan Abah Andris. Setelah dua hari di sesi drum, kami melanjutkan sesi selanjutnya yaitu sesi bass. Dalam sesi bass ada beberapa perubahan perangkat yang dipakai oleh Ramdan. Di sesi rekaman ini, untuk pertama kalinya Ramdan menggunakan Warwick Bass, dan kami sangat puas dengan sound bass yang nantinya bakal kami suguhkan.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by BURGERKILL (@burgerkillofficial) on

Berlanjut ke sesi berikutnya yaitu sesi gitar, yang secara pribadi adalah salah satu sesi yang saya tunggu-tunggu. Menurut saya sebagai seorang musisi, salah satu kepuasan saya adalah pada saat proses rekaman. Proses di mana semua ide yang sudah ada di masing-masing musisi dituangkan saat itu. Secara teknis, saya dan Eben tidak banyak menemukan kendala saat rekaman, hanya proses pencarian sound gitar yang tepat yang memakan waktu cukup panjang. Pada proses ini, kami harus menyesuaikan sound gitar dengan semua instrumen orkestra. Ada beberapa perdebatan kecil pada saat pencarian sound, seperti beberapa pihak menganggap bahwa sound gitar ini bukanlah sound identitasnya Burgerkill, namun di sisi lain ada beberapa pihak juga yang berpendapat bahwa untuk hal ini kita tidak selalu harus menonjolkan identitas sound Burgerkil yang selalu mendominasi. Dan akhirnya, kami menemukan solusinya yaitu mencari sound gitar yang baru karena harus disesuaikan dengan instrumen dan nuansa orkestra namun tetap relevan dengan karakter musiknya Burgerkill.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by BURGERKILL (@burgerkillofficial) on

Rencananya, hasil rekaman ini akan dirilis awal tahun 2019 dalam bentuk piringan hitam. Tetapi, nyatanya proses rekaman tidak bisa langsung kami selesaikan. Setelah sesi rekam gitar selesai, kami terpaksa harus menunda sesi vokal dan piano dikarenakan kami harus menjalani tur ke Eropa selama tiga minggu. Proses rekaman akan kami lanjutkan setelah kami kembali ke Indonesia.

BACA JUGA - Photo Gallery: Killchestra Project Recording Session by Burgerkill

Agung "Hellfrog"

Agung "Hellfrog" adalah gitaris dari band metal Indonesia, Burgerkill. Ia juga merupakan seorang pengajar dan pemilik dari sekolah musik AGC (Agung Guitar Course) Music School. Selain itu, ia juga menggeluti dunia usaha clothing melalui sebuah brand yang dinamai "Hellfrog".

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner