Apakah Rilisan Fisik Masih Relevan? Atau Hanya Sebagai Collectible Item?

Apakah Rilisan Fisik Masih Relevan? Atau Hanya Sebagai Collectible Item?

Kilas balik ke tahun-tahun format rilisan fisik masih menjadi primadona, mungkin banyak dari kita mengalami nikmatnya membuka sampul album dan menikmati sajian artworknya, lirik lagu di dalamnya, atau sesederhana ucapan terima kasih dari si musisinya itu sendiri

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 14 Juli 2023 Polyester Embassy merilis mini album berjudul EVOL. Uniknya, ditengah gempuran platform digital dimana-mana, Polem (kependekan dari Polyester Embassy-red) merilis mini albumnya dalam format fisik (dalam hal ini CD dan kaset). Ini menjadi pertanyaan sekaligus perlu untuk digaris bawahi tentang apakah format rilisan fisik masih relevan atau tidak? Atau hanya sebatas sebagai collectible item?

Yang kemudian menjadi menarik adalah sajian visual yang disuguhkan mini album ini lewat goresan tangan dari Tian a.k.a Paste While Wheat. Sajian visual dari seniman yang pernah mencatatkan namanya dalam sampul album Themilo yang berjudul Photograph ini menjadi ikut andil dalam membentuk warna dan persona yang ingin ditampilan Polem di mini album barunya ini. Hal itu sejalan pula dengan konsep video musik “Parak” yang dirilis Polem sebelum mini album ini muncul ke permukaan. Sajian visual yang dibuat Tian kemudian menjadi berbanding lurus dengan ‘brand image’ yang ingin dibangun Polem di formasi terbarunya. Lalu ketika itu akhirnya dicetak dalam CD dan kaset, hal tersebut kemudian menjadi sesuatu yang punya nilai lebih, dibanding misalnya hanya dihadirkan dalam format digital.

Kilas balik ke tahun-tahun format rilisan fisik masih menjadi primadona, mungkin banyak dari kita mengalami nikmatnya membuka sampul album dan menikmati sajian artworknya, lirik lagu di dalamnya, atau sesederhana ucapan terima kasih dari si musisinya itu sendiri. Kita jadi tahu siapa produsernya, siapa saja musisi yang terlibat, atau misalnya tempat rekamannya dimana. Semua informasi itu mungkin bisa saja ditampilkan di ranah digital, tapi jika dalam konteks ‘rasa’ tentu itu akan berbeda. Seperti halnya membaca buku dan membaca e-book. Kita mungkin bisa mendapatkan bacaan atau informasi yang sama antara buku dan e-book, tapi wangi kertas yang dicetak siapa yang bisa menggantikan rasanya?

Mungkin ini akan jadi sebuah romantisme atau perasaan melankolis yang sangat personal jika bicara soal ‘rasa’ yang ditawarkan sebuah album dalam format fisik. Tapi kalau pun pada outputnya hanya jadi sebuah collectible item pun tidak masalah juga sepertinya. Karena inti dari itu sebenarnya kan bentuk support pada si musisinya itu sendiri. Tapi balik lagi, sebuah album bisa jadi merupakan sebuah kerja kolektif dari beberapa disiplin ilmu kreatif, atau dalam hal ini musik dan seni rupa. Jadi ketika yang kita nikmati hanya sajian audionya saja, rasanya ada yang kurang. Seperti kaset misalnya. Pertanyaan ini menjadi yang selajutnya dilontarkan ketika Polem juga merilis mini album ini dalam format kaset.

Aulia Ramadhan

Aulia Ramadhan merupakan seorang vokalis dari band Portree. Selain bermusik dia juga merupakan seorang produser untuk sebuah program radio bernama Substereo. Rama juga sering disibukan dengan beberapa event yang melibatkan dirinya menjadi seorang Master Ceremony atau MC

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner