Transisi Sebuah Kegilaan Album Baru Lirgo

Transisi Sebuah Kegilaan Album Baru Lirgo

Bersenang-senang secara musikal. Mungkin kalimat itu menjadi yang paling menggambarkan dari trio bernama Ligro ini. Mereka bertiga sepakat bahwa grup ini merupakan kolaborasi musik yang paling menantang sekaligus yang paling menyenangkan

Bersenang-senang secara musikal. Mungkin kalimat itu menjadi yang paling menggambarkan dari trio bernama Ligro ini. Sebuah grup musik yang terdiri dari tiga orang musisi dengan kemampuan bermusik diatas rata-rata, mewujudkan musik dari imajinasi tentang penggabungan suara dari berbagai macam bebunyian, dan nada-nada yang sekiranya mewakili suara-suara gabungan tersebut. Ditambah respon masing-masing personil terhadap bunyi yang keluar saat sebuah instrumen mengambil peran utama. Responnya seringkali tidak tergantung kesepakatan bersama. Bisa mengharmoni, bisa jadi mendistorsi. Hal ini menurut mereka tidak bisa terjadi jika tidak mengenal cukup dalam karakter dan preferensi musik masing-masing.

Eksperimen, eksplorasi dan interpretasi inilah yang mereka harap bisa melenturkan tembok-tembok penyekat kreatifitas musikal yang mereka alami diluar kolektif ini. Mereka bertiga sepakat bahwa grup ini merupakan kolaborasi musik yang paling menantang sekaligus yang paling menyenangkan. Kelegaan bermusik karena imajinasi yang tercurahkan dan energi yang terlampiaskan. Kesepakatan yang punya konsekuensi disisihkannya waktu latihan seminggu sekali, dimulai dari jam 9 pagi. Ada panggung maupun tanpa panggung. Sebuah komitmen yang tentunya tidak akan terjadi jika tidak berfondasi senang-senang.

Melalui album keempat mereka ini, kesepakatan mereka berlanjut. Setelah Dictionary I (2009), Dictionary II (2012), dan Dictionary III (2015), album kali ini bertajuk Transisi. Tentunya masih menyuguhkan eksperimen, eksplorasi dan interpretasi yang intens serta tentu saja menyenangkan bagi mereka. Saking intensnya energi dan imajinasi yang meliar, lanjutan nomor-nomor yang terangkum dalam Transisi pun sudah ada dan siap direkam di masa mendatang.

Dalam album barunya ini, Trio Ligro yang terdiri dari Gusti Hendy (Drum), Agam Hamzah (Gitar), dan Adi Dharmawan (bass), lewat musiknya berpesan agar pendengarnya bisa menikmati ‘kegilaan’ oleh sebuah entitas musik dalam satu kesepakatan kolektif, atas dasar senang-senang ini. Dimana kegilaan itu sendiri merupakan entitas dari Ligro sendiri, yang terbaca Orgil (orang gila), Seperti yang diutarakan Adi Dharmawan, sebagai orang yang mencetuskan kata “Orgil” ini, yang merupakan ketidaknormalan lagunya, sampai menjadi acuan trio ini dalam bermusik.

Melalui kata ini ini pula, Adi Dharmawan, session player kawakan nusantara ini tercetus menggunakan kebiasaan orang Malang yang senang membalikkan penggunaan abjad sebuah kata sebagai identitas grup ini. Dan melalui grup ini jualah dia merasakan kebebasan bermusik yang sebenarnya. Apakah perasaan, situasi, nuansa, dan simbol-simbol yang terbersit ketika menyimak Transisi nanti? Trio ini menyerahkan persepsi masing-masing pendengar, yang mencari bentuk-bentuk terwakilinya bebunyian tersebut. Namun menurut menereka, inilah transisi sebuah kegilaan!

Sumber foto : ligro.bandcamp.com

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner