“$$$$omeday” : Groove Gelap dan Segenggam Harapan Dari GHO$$

“$$$$omeday” : Groove Gelap dan Segenggam Harapan Dari GHO$$

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers GHO$$

“$$$$omeday” adalah sebuah lagu tentang keteguhan diri. Proses pendewasaan GHO$$ yang ditempa oleh adaptasi mutlak wabah pandemi yang terjadi satu tahun belakangan ini

Satu tahun belakangan ini rasanya kita seolah selalu dihadapkan pada carut marut masa pandemi yang belum menemukan ujungnya ini. Pun begitu dengan banyak musisi yang kemudian ‘dipaksa’ memutar haluan agar terus bisa berkarya. Tidak di atas panggung, para musisi ini kemudian menumpahkan olah kreasinya untuk berfokus pada materi baru dalam mengisi waktu luangnya. Menggaris bawahi waktu luang sebagai cara terbaik melahirkan karya baru, rupanya hal tersebut juga diamini oleh kolektif musik GHO$$, di mana unit trip hop/dark pop asal Jakarta ini melahirkan karya baru berjudul “$$$$omeday”.

Diakui oleh mereka jika berkah terbaik pandemi bagi sebuah band adalah lagu-lagu yang berhasil mereka tulis di sepanjang masa frustrasi tersebut. Tidak ada panggung, honor seret, dan sialnya lagi, pemasukan dari layanan streaming tak banyak menyumbang bantuan. Saat-saat terberat yang akhirnya ditumpahkan vokalis Diegoshefa menjadi sebuah single “$$$$omeday”.

Diegoshefa yang menggawangi GHO$$ sejak tahun 2013 lalu ini bersama tiga kompatriot lainnya, gitaris Diego Aditya Wardhana, bassis Dhemo Anugerah Poetra, dan drummer Thotinius Sinambela menyajikan groove gelap yang seolah menegaskan bahwa di tengah skeptisisme akibat situasi tak menentu ini, masih terdapat segenggam harapan yang hanya bisa kita raih lewat persistensi. Terus melaju tanpa pernah kendor. “Percayalah bila segala jerih payah yang sudah kita lakukan pasti akan terbayarkan”, ujar mereka dalam siaran persnya.

Lebih jauh berkisah tentang lagunya, menurut rilisan pers yang DCDC terima, “$$$$omeday” adalah sebuah lagu tentang keteguhan diri. Proses pendewasaan GHO$$ yang ditempa oleh adaptasi mutlak wabah pandemi, sekaligus harmoni pada tuts synthesizer Moog Theremin, yang menjembatani pencapaian wilayah baru aransemen goth mereka yang lebih dingin dan misterius. Formula matang yang akan menjadi karakter kuat calon EP GHO$$ berikutnya, yang rencananya akan dilepas tak lama paska merilis single “$$$$omeday”.

Melanjutkan perjalanan 8 tahun GHO$$, setelah menerbitkan dua buah EP sebelumnya, The Blackest Whiteout (2017) dan Songs For You To Get Fucked Up With (2019). Di mana terlihat pengaruh terbesar yang membentuk musik GHO$$ datang dari nama-nama seperti Gorillaz, Portishead, Eurythmics dan The Stone Roses. Di samping juga dua buah komposisi mashup yang keren menumbuk lagu-lagu milik N’Sync + TLC dan Billie Eilish + Hozier.

Semua karya GHO$$ diterbitkan secara mandiri via GHO$$BUMPS Records, termasuk juga single “$$$$omeday”. Mereka secara penuh memaknai etos D.I.Y. (do it yourself) dengan spirit eksperimentasi yang menaungi kebebasan penuh karya-karya aneh dan spontan selanjutnya tanpa harus bergantung dengan pihak lain. Sebuah sikap independensi yang berani dan terpuji.

BACA JUGA - Sun Grass Roots Angkat Cerita Perempuan Idaman Tahun 1300-an

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner