Menikmati Ancaman dari Subconscious Terror lewat Album Terbarunya ‘Chaotic Diffusion’

Menikmati Ancaman dari Subconscious Terror lewat Album Terbarunya ‘Chaotic Diffusion’

Sumber Foto : Diambil dari rilisan pers Subconscious Terror

Setelah album Chaotic Diffusion rilis, Subconscious Terror memiliki rencana tur ke beberapa kota besar di Jepang. Mereka juga berharap bisa konser di Indonesia

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa geliat semangat teman-teman skena musik ekstrim di Indonesia kiprahnya sudah diakui oleh dunia. Meski sebenarnya musik ini dalam ranah arus pinggiran dan berjalan di bawah tanah – alias underground – namun karya-karya di dalamnya mampu menarik atensi lebih dari manca negara. Hal itu terlihat dari ragam movement yang dilakukan oleh band-band ekstrim Indonesia, seperti perilisan album yang diorbitkan oleh indie label luar negeri, memenangkan ragam penghargaan internasional hinggan band-band lokal yang diundang konser dan tur ke luar negeri.

Selain itu, indie label Indonesia juga kerap menjadi incaran band luar negeri yang sedang mencari tempat bernaung untuk merilis albumnya. Adalah Brutal Mind, indie label berbasis Jakarta yang dapurnya terus mengebul untuk menyajikan santapan brutal death metal yang lezat padat gizi. Banyak sekali album dan merchandise resmi band domestik dan internasional dalam katalog rilisnya termasuk Disavowed dan Arsebreed dari Belanda. Kali ini Brutal Mind mempersembahkan Subconscious Terror, unit death metal kelahiran Osaka, Jepang. Brutal Mind akan merilis album baru mereka, Chaotic Diffusion pada 19 Juli 2023 mendatang.

Sebenarnya usia band ini sudah tidak muda lagi. Terbentuk pada 1994 oleh Toshihide “Hammer” Hamasaki (vokal/gitar), kiprah band death metal ini diawali selama masa kuliah Hammer bersama Osamu Yoshikawa (drum), Yuhki Kinoshita (gitar), dan Yoshihiro Ito (bass). Saat itu mereka sangat menggemari Benediction. Maka tidak heran, judul album perdana band death metal Inggris tersebut, Subconscious Terror lantas dijadikan nama bandnya. Di tahun yang sama, Subconscious Terror merilis demo pertamanya, “Subconscious Terror Vol.1” dan disusul demo kedua, “Entropy” pada tahun berikutnya. Pada 1996, mereka merilis album penuh perdananya, Invisible melalui Eclipse Records.

Sejak itu Subconscious Terror tur secara ekstensif ke seantero Jepang sebelum akhirnya bubar pada 1998 lantaran para personelnya mulai lebih fokus dengan pekerjaannya setelah lulus kuliah.

Pada saat itu internet belum tersedia secara luas sehingga sulit bagi saya untuk mencari personel baru untuk membuat band aktif. Setelah itu, saya menekuni permainan bola sodok alias biliar dan menghabiskan 10 tahun berikutnya sebagai pemain turnamen biliar ke manca negara. Setelah kembali ke Jepang pada 2016, saya membuka Pool & Live Music Bar. Lokasinya di kota Hiroshima, dekat dengan lokasi acara G7 Summit 2023. Silakan tampil di sini, jika ada band kamu yang tur ke Jepang. Tidak hanya live music, kamu juga bisa minum-minum dan bermain biliar,” tutur Hammer.

Pada 2019, manajemen usaha bar Hammer tersebut sudah cukup stabil sehingga dia bisa memiliki kesempatan untuk membangkitkan Subconscious Terror bersama drumer Osamu Yoshikawa. Hasrat yang besar akan kreativitasnya kembali tersalurkan dan kemudian bandnya berhasil merilis album penuh kedua, Reprogramming pada 2020 secara independen. Formasi Subconscious Terror kemudian dirombak menjadi Toshihide “Hammer” Hamasaki (vokal/gitar), Suzuki “Shinnosuke” (bass), dan Metadon (drum). Usai rekaman album “Chaotic Diffusion”, Hammer mengirimkan demonya ke Brutal Mind yang segera disambut hangat.

Saya tahu Brutal Mind dari jaringan media sosial. Mereka label spesialis musik ekstrim dan brutal, serta sudah banyak merilis band yang keren. Saya kirimkan demo kami karena saya merasa musik kami cocok dengan orientasi musik label ini. Sejak itu hubungan saya dengan Deni (Lisain, pemilik dan manajer Brutal Mind -Ed.) semakin erat,” ucap Hammer.

Di mata saya, Brutal Mind sudah sebagai salah satu label musik ekstrim yang prestisius di dunia dan sudah memiliki kantor cabangnya di Amerika Serikat. Saya bisa merasakan kecintaan Deni terhadap musik ekstrim melalui apa yang dia rilis dan distribusi ke seluruh dunia. Saya berharap melihat lebih banyak band Asia yang berkualitas mengembangkan aktivitasnya sehingga skena Asia menjadi lebih menarik,” imbuh sang gitaris merangkap vokalis.

Album “Chaotic Diffusion” track list:

1. Cybernetics

2. Nostalgic

3. Endurance battle

4. Irreversible Damage

5. Demolition

6. Devastation

7. Phantom

8. The Shiftier, the Better

Sebagai band angkatan 1990an, bukan suatu kejutan bahwa nuansa OSDM (Old School Death Metal) masih cukup kental di materi baru tersebut. Namun lebih sarat brutalitas dan teknikalitas dengan vibrasi musikal band-band seperti Vader, Cannibal Corpse, Decapitated (awal). Jika dibandingkan dengan dua album sebelumnya, materi album baru ini musiknya lebih cepat dan brutal dengan hantaman blast beat di tiap lagu.

Menurut Hammer, penulisan lagunya selalu terdiri atas berbagai riff dan aransemen utama yang ingin dia dengarkan berulang-ulang.

Dalam kasus saya, saya menciptakan lagu berdasarkan perasaan seketika saya terhadap sesuatu. Jadi saya sering tidak ingat bagaimana saya bisa membuat musik demikian. Saya berkarya dengan sensibilitas yang saya rasakan pada saat itu, termasuk pengaruh lingkungan. Perasaaan campuraduk saya selama beberapa tahun terakhir akibat Covid-19 merupakan penyebab musik kami lebih brutal!” cetus Hammer.

Selain lebih brutal, Chaotic Diffusion mengekshihibisi komposisi musik yang lebih teknikal. Secara keseluruhan, album baru ini menyuguhkan perkembangan musikal yang signifikan.

Setelah seperempat abad mendengarkan musik ekstrim yang kontemporer, saya menyaksikan peningkatan dalam bermain teknik. Banyak musisi yang permainan tekniknya cukup tinggi, saya berpikir jika saya mampu bermain teknikal saya akan bisa memperluas ‘sound’ saya. Oleh karena itu, saya sekolah gitar untuk menyerap ilmunya,” tutur Hammer.

Setelah album Chaotic Diffusion rilis, Subconscious Terror memiliki rencana tur ke beberapa kota besar di Jepang. Mereka juga berharap bisa konser di Indonesia.

Indonesia adalah salah satu skena death metal garda terdepan di Asia yang cukup jelas ketika kamu mendengarkan rilisan-rilisan dari Brutal Mind. Kami belum pernah tampil di Indonesia, tolong undang kami. Kami juga ingin menonton performa band-band Indonesia di sana,” cetus Hammer.

Sambil menunggu 19 Juli 2023 album Chaotic Diffusion dirilis format digital dan CD beserta merchandise-nya, simak single yang berjudul “Cybernetics” dari album tersebut di berbagai platform musik digital kesayangan pembaca.

BACA JUGA - Merangkul Perjuangan Hidup dengan Keberanian, Flaks Rilis Debut Single Berjudul “Percuma”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner