Kembali dalam Proses Cipta Karya, Airportradio Rilis Album Kedua

Kembali dalam Proses Cipta Karya, Airportradio Rilis Album Kedua

Foto didapatkan dari rilisan pers yang dikirimkan oleh Departemen Promosi Demajors.

Berselang delapan tahun dari album pertama, unit downtempo asal Yogyakarta bernama Airportradio ini akhirnya kembali merilis karya terbaru bertajuk Selepas Pendar Nyalang Berbayang pada tanggal 24 Oktober 2018.

Cukup lama tak terdengar dalam aktivitas cipta karya, Benedicta R Kirana (vokal), Ign Ade (bass), Deon Manunggal (synth) dan Prihatmoko Moki (drum) akhirnya kembali bersenang-senang dalam nada. Kuartet yang memperkuat unit downtempo bernama Airportradio ini merilis album kedua bertajuk Selepas Pendar Nyalang Berbayang, berselang sewindu dari rilisan album pertama bertajuk Turun dalam Rupa Cahaya (2010). Airportradio kembali bekerjasama dengan Demajors Independent Music Industry (DIMI) untuk karya yang dirilis pada 24 Oktober 2018 ini.

Dikutip dari rilisan pers, album kedua ini merupakan representasi kelanjutan dari perjalanan yang terangkum dalam albu pertama mereka. Cahaya, yang sebelumnya menjadi objek pilihan Airportradio kali ini sudah mencapai tempat tujuannya dan bermetamorfosis menjadi makhluk berbayang bernama Nyalang. Pada album ini, Airportradio menyajikan paduan musik yang tenang, mengajak pendengarnya berkontemplasi lewat sembilan nomor dalam album ini.

“Kami antusias dengan hasil dari album kedua ini. Berbeda dengan album pertama, album kedua disusun dalam waktu singkat selama dua hari saja, sehingga alur cerita dan rasa dari keseluruhan lagu terasa koheren,” jelas Benedicta, memaparkan soal proses kreatif dari album ini.


Selepas Pendar Nyalang Berbayang (2018, Demajors Independent Music Industry)

Airportradio juga sudah melaksanakan pesta perayaan untuk dirilisnya album ini, berlokasi di IFI Yogyakarta, tepat di tanggal perilisan. Unsur visual dan tata lampu tidak terlewat untuk dirancang sedemikian rupa demi mendukung penyampaian konsep dan suasana yang ingin mereka bangun. Dalam pesta perilisan ini, mereka bekerjasama dengan beberapa pihak, seperti Lulu Lutfi Labibi sebagai penata busana dan Octo Cornelius sebagai seniman yang menggarap karya instalasi berbahan dasar kayu yang ditempatkan di pintu masuk ruang pertunjukan. Pada instalasi tersebut, dipancarkan karya visual dari delapan video hasil respon beberapa seniman multi disiplin (begitu yang mereka sampaikan pada rilisan pers) yang diolah ulang oleh Kikiretake.

Bicara lebih jauh menyoal kolaborasi, Airportradio memilih cara yang unik. Karena mereka mendefinisikan musik mereka selayaknya ruang kosong, maka mereka membebaskan seniman yang bekerjasama dengan mereka untuk berimajinasi, menyelami karya Airportradio sebebas dan sejujur-jujurnya. Seniman yang mereka ajak berkolaborasi datang dari beragam latar belakang, seperti perfilman, seni rupa, seni busana, seni pertunjukkan dan multimedia.

Ada sembilan orang seniman yang terlibat, yaitu Ig Raditya Bramantya, Katia Engel, Faozan Rizal, Lala Bohang, Lulu Lutfi Labibi, Roby Dwi Antono, Ruth Marbun, Terra Bajraghosa dan Wulang Sunu. Video hasil kolaborasi antara Airportradio dan para seniman tersebut sudah bisa disaksikan melalui kanal YouTube, Facebook dan Instagram milik Airportradio.

BACA JUGA - Asam atau MATI!: Unit Techno ASAM Rilis Single Baru dengan Arahan Berbeda

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner