Cram-School dan Sisi Rock Alexander Bramono

Cram-School dan Sisi Rock Alexander Bramono

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Cram-School

Secara musikalitas, lagu “In Too Deep” dari Cram-School bisa dibilang agak berbeda dengan proyek musik dari Alex yang lebih dikenal orang lain seperti Tokyolite yang mengusung pop. Lagu ini justru mengusung genre alternative rock

Bassist Tokyolite, Alexander Bramono, yang juga dikenal sebagai produser musik dan session player asal kota Bogor, merilis single perdana yang berjudul “In Too Deep”. Lewat moniker bernama cram-school, Alex berhasil menyajikan lagu yang berisikan narasi tentang refleksi diri dan didasari sebuah pengalaman personal dari sudut pandang orang ke tiga. Secara musikalitas, lagu ini bisa dibilang agak berbeda dengan proyek musik dari Alex yang lebih dikenal orang lain seperti Tokyolite yang mengusung pop, cram-school lewat “In Too Deep” justru mengusung genre alternative rock.

Diakui oleh Alex jika sebelum dia mulai berani terjun dan merilis karya musiknya sendiri dia tumbuh besar dengan musik rock seperti Incubus, 311, Placebo, POD, Alterbridge dan masih banyak lagi, di mana hal tersebut menurutnya berpengaruh besar pada lagu-lagu yang dia tulis. Namun rupanya hal tersebut tidak serta membuatnya cukup berani muncul ke permukaan dengan proyek musikalnya sendiri.

“Sejujurnya butuh waktu cukup lama (hampir 10 tahun!) sampe gue berani untuk merilis proyek solo ini” pungkas Alex

Dalam proses pengerjaan lagu ini, Alex menulis lirik, mengaransemen dan memproduserinya sendiri, namun dalam proses rekamannya, dia mengajak beberapa sobat karibnya. Selain sektor bass, gitar dan vokal yang direkam sendiri, ada Shaku, perkusionis dan drummer yang sering terlibat bersama Kvmbaya dan Idang Rasjidi Syndicate. Selain itu ada Bima Yu, solois asal Jakarta yang turut mengisi gitar dan part solo. Proses rekamannya juga cukup bolak balik AKAP antara Jakarta dan Bogor. Untuk racikan mixing dan mastering, cram-school mempercayakan prosesnya kepada Reyner Ferdinand, audio engineer asal Jakarta yang baru baru ini terlibat dalam film Kadet 1947.

“Proses produksi lagu ini sebenarnya tidak begitu lama, gue bikin programming dan segala macem sekitar oktober kemarin dan baru kelar semua instrumennya bulan desember. Cukup pusing karena kalo di band ada temen temen gue yang bantu, di sini gue harus mikir semua isiannya sendiri hahaha. Yang jelas, lagu ini ga bakal jadi yang terakhir karena gue enjoy dengan proses ini dan semoga setelah ini gue bisa merilis single kedua, EP dan maybe album, who knows?” tutup Alex. Simak lagunya melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - Rangkuman Kisah Sedih Xerikho di Lagu “Nothing Left to Say”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner