Beeswax Menerjemahkan Kompleksitas Rindu lewat Album Saudade

Beeswax Menerjemahkan Kompleksitas Rindu lewat Album Saudade

Beeswax menuturkan jika perasaan rindu itu kompleks dan tidak hanya melibatkan rasa kehilangan saja, sehingga mereka merangkum semua emosi yang dimiliki seorang manusia lewat albumnya.

Dengan mengusung antusiasme untuk melestarikan rilisan fisik, band emo asal Malang Beeswax, resmi merilis album ketiganya yang berjudul Saudade, lewat Fallyears Records, sebuah label independen asal Malang. Beeswax merilis album ketiganya setelah dua tahun mengalami development hell dengan teaser demi teaser yang disuguhkan kepada para penggemarnya. Band ini juga telah membuka pre-order untuk format cakram padat dari album ketiganya ini melalui tautan http://bit.ly/beeswaxsaudade.  Menariknya lagi, Beeswax menyediakan berbagai bentuk bundling pre-order, yang tidak hanya terdiri dari CD, tapi juga beberapa item merchandise seperti T-shirt, botol minum, payung, dan lain-lain. Perilisan digital dari album Saudade diharapkan meluncur di bulan Mei.

Tentang pemilihan nama Saudade  yang dijadikan judul album ketiganya ini, mereka menuturkan jika nama itu merupakan istilah dari bahasa Portugis, yang berarti merasa kehilangan dan rindu. Lebih jauh mereka, yang dalam hal ini diwakili oleh Bagas Yudhiswa (Vokalis & Gitaris) menuturkan jika perasaan rindu itu kompleks dan tidak hanya melibatkan rasa kehilangan saja, itulah kenapa Lagu-lagu yang ada dalam Saudade merangkum semua emosi yang dimiliki seorang manusia. Ditambahkan pula oleh Iyok (Vokalis & Gitaris), simbol payung yang digunakan oleh model dari artwork album ini justru menjadi sebuah kebalikan dari makna ‘Saudade’ itu sendiri.

Dia menuturkan jika disangkut pautkan dengan Saudade, ikon payung itu malah opposite dari arti Saudade, dan dia ingin menunjukkan sisi sebaliknya. Payung adalah objek yang sifatnya defensif, melindungi kita. Jika diibaratkan hujan itu sebuah halangan dan kita harus menuju ke suatu tujuan, kita harus melindungi diri agar kita bisa tetap survive, hingga bisa sampai ke tujuan kita dengan memberikan batasan tertentu, agar tidak terlalu nekat dan bertidak bodoh. Intinya, apapun masalah yang mendera, kita harus mampu menepisnya, karena perjalanan kita masih panjang.

Dalam album Saudade ini, Beeswax menunjukkan banyak perubahan dan kejutan. Seperti misalnya Yayan yang biasanya berada di balik drum, akhirnya menyumbang suara di track “Timber”. Solois Steffani BPM juga turut berpartisipasi dalam track “Maze of Mind”, dan Sabiella Maris, solois dan juga anggota dari band Closure berkolaborasi dalam track “The Firewalk”. Kolaborasi tak hanya berhenti di area audio tapi juga di video klip. Bertepatan dengan dibukanya pre-order album Saudade, Beeswax merilis video klip untuk lagu “Refugee”. Video ini digarap sejak 1,5 tahun lalu, dan disutradarai oleh Ericko Herlando, yang juga menggunakan kesempatan ini untuk memenuhi tuntutan tugas akhirnya. Video ini juga merangkul talent-talent yang merupakan sahabat dari Beeswax, dengan mengambil lokasi syuting di beberapa tempat yang familiar dan personal bagi Beeswax.

BACA JUGA - Penantian Dua Tahun Humanimal Terbayar Lunas Dengan Album Injusticia

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner