Aligun Meneruskan Perjalanan Bermusiknya Dengan Merilis

Aligun Meneruskan Perjalanan Bermusiknya Dengan Merilis "Sumpah Serakah"

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Aligun

"Sumpah Serakah" bercerita tentang seseorang yang mempertanyakan kehidupan duniawi. Dia melihat bahwasanya semua yang dilakukan manusia saat ini hanyalah untuk harta benda yang lambat laun menggerogoti esensi kehidupan.

Lebih kurang empat tahun sejak berdiri pada tahun 2015, Aligun memulai karir bermusiknya dengan ALIGN, yang menjadikan musik alternative rock 90an sebagai identitas karyanya. band-band seperti Soundgarden, Alice In Chains, dan Pearl Jam menjadi nama-nama yang punya pengaruh besar sebagai latar belakang bermusiknya.

Sempat mengalami rehat sejenak dari kegiatan bermusiknya pada tahun 2017 karena kesibukan personilnya, kerinduan Aligun untuk bercinta dengan musik diwujudkan dengan membuat proyek solo atas nama dirinya sendiri, tanpa meninggalkan aura grunge yang dimiliki oleh ALIGN.

Satu hal yang kemudian diamini oleh sebuah label independen asal Jatinangor bernama Cupnoise Music, yang terpikat dengan materi lagu yang dipunyai oleh Aligun, hingga lahirlah sebuah single berjudul “Sumpah Serapah” yang menandai kembalinya Aligun di belantika musik tanah air, atau ranah musik independen khususnya.

Secara musik, lagu “Sumpah Serakah” dibalut dengan komposisi musik yang terdiri dari gitar akustik, tabla, sitar, seruling, dan sedikit campuran gitar elektrik, yang mana secara isiannya lagu ini tergolong lagu yang multitafsir, tergantung sudut pandang penikmat karynya. Namun Aligun sendiri menuturkan jika "Sumpah Serakah" bercerita tentang seseorang yang mempertanyakan kehidupan duniawi. Dia melihat bahwasanya semua yang dilakukan manusia saat ini hanyalah untuk harta benda yang lambat laun menggerogoti esensi kehidupan yang semestinya saling berbagi, saling memahami, dan saling mengasihi.

Dia mengecam manusia itu serakah jika bersaksi memiliki Tuhan. Dia berprinsip bahwa Tuhan tidak bisa dimiliki. Tuhan bukan benda empiris layaknya harta benda duniawi. Sebaliknya, manusia yang empiris, manusia yang milik Tuhan. Tuhan bukan untuk dimiliki, tapi untuk dijadikan tujuan hidup manusia, selamanya.

"Sumpah Serakah" terlahir dari kombinasi rasa resah, introspeksi diri, dan observasi kehidupan sosial saat ini seperti oknum-oknum yang menjadikan Tuhan sebagai topeng untuk mencari keuntungan pribadi dan memperkaya diri dengan harta benda. Penasaran seperti apa lagu “Sumpah Serakah”, simak melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - Tepat di Record Store Day, Band Grunge Asal Medan, Dispencer Lepas Album Terbaru

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner