Ulasan Para Drumer Muda, Beda, dan Berbahaya

Ulasan Para Drumer Muda, Beda, dan Berbahaya

Sumber foto : Pexels.com

Kutipan “muda, beda, dan berbahaya” nampaknya jadi satu hal yang relevan dalam konteks para drumer ini, dari mulai Zalu hingga Putra dari Burgerkill.

Dalam sebuah wawancara, Iga Masardi, vokalis dan gitaris dari band Barasuara, pernah menuturkan jika salah satu pertimbangannya untuk membuat band yang keren itu harus punya drumer yang ‘nampol’, dan karena itulah untuk bandnya dia memilih Marco Steffiano. Menurutnya, Marco yang juga seorang produser musik bagi beberapa orang musisi tersebut, punya permainan drum yang mumpuni, terlepas dari disiplin ilmu musik yang dia dapatkan, dia juga punya paket komplit sebagai seorang drumer, dari mulai teknik sampai aksi panggung yang menarik.

Pernyataan Iga tersebut kemudian jadi melebar, tentang keberadaan seorang drumer yang diakui atau tidak bisa mengangkat pamor sebuah band. Seperti halnya Dave Grohl yang tampil begitu solid dengan lagu-lagu Nirvana era album Nevermind, sampai Travis Barker yang membawa nama Blink 182 ke tahapan yang lebih tinggi sejak era album Enema Of State. Travis bersama Blink 182 saat itu bisa membawa musik pop punk jadi gelombang yang besar pada era 2000an awal di dunia, bahkan di Indonesia, yang bahkan hal tersebut tergambar dalam lirik band Superman Is Dead di lagu “Punk Hari Ini”, yang berbunyi “........dan semua band mengcopy Blink.........”  

Keberadaan para drumer tadi jika ‘diulik’ lebih jauh lagi punya satu persamaan, dimana baik itu Dave Grohl atau pun Travis Barker adalah member paling muda di bandnya. Dave Grohl bahkan harus memalsukan identitasnya saat mengikuti audisi drumer untuk Nirvana, dimana pada saat itu umurnya masih dibawah 20 tahun. Sampai akhirnya Kurt menjadikan Dave sebagai personil Nirvana, karena menyukai gaya permainan drumnya yang menurut Kurt sangat bertenaga.

Hal serupa juga terjadi di band-band tanah air, seperti apa yang terjadi di tubuh band Burgerkill dan Forgotten. Dua band ini punya drumer muda, yang bahkan usianya tidak lebih tua dibanding bandnya itu sendiri. Seperti Zalu misalnya, drumer Forgotten ini bahkan usianya lebih muda dari umur bandnya, dimana tahun ini Forgotten menginjak usia ke 24, sedangkan Zalu masih 20 tahun. Namun baik itu Zalu atau pun Putra dari Burgerkill, keduanya punya stamina yang masih kuat untuk ditempa banyak hal, hingga akhirnya “jadi”, dan diakui atau tidak mampu menyuntikan energi bagi bandnya yang tidak lagi muda.

Kutipan “muda, beda, dan berbahaya” nampaknya jadi satu hal yang relevan dalam konteks para drumer ini. Hal yang juga sejalan dengan apa yang pernah diucapkan presiden Soekarno saat dia berujar “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia”. Atau lirik lagunya Rhoma Irama yang berujar jika darah muda adalah masa yang berapi-api. Jadi sebelum api itu padam dan mereka beranjak tua, maka sebaiknya Burgerkill dan Forgotten menjaga agar ‘api’ itu tetap menyala. Seperti halnya Dave Grohl yang sejak usia muda sampai tuanya masih menyalakan api yang sama. Saat dia ada dibalik perangkat drumnya, sampai dia maju jadi orang terdepan di Foo Fighters. Saat dia memukul keras perangkat drumnya, sampai saat dia berteriak lantang dengan microphone dan gitarnya. Saat dia masih jadi orang baru di dunia musik, sampai dia jadi ‘godfather of rock n roll’ hari ini, dan menjadi personil di dua band legendaris, Nirvana dan Foo Fighters.

Apakah Zalu dan Putra akan ada dititik itu? Jawabannya tergantung seberapa kuat mereka menjaga agar apinya tetap menyala.   

BACA JUGA - Stage-Act ‘Langka’ Para Drummer (Bagian Pertama)

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner