Tanpa Surut, DCDC SNOTR 2019 Disambut Antusias di Rangkasbitung
Mengakhiri kemeriahaan di atas panggung, acara ditutup lewat sebuah kolaborasi para talent, dari mulai Burgerkill, Rosemary, SNOTR Project, AGC Music School, hingga Ipang.
Sabtu, 11 Mei 2019 menjadi hari pertama dimulainya gelaran DCDC Sahur Nikmat On The Road 2019 (DCDC SNOTR 2019). Rangkasbitung menjadi kota pertama yang disinggahi gelaran DCDC SNOTR kali ini. Beberapa pengisi acara seperti Burgerkill, Rosemary, Ipang, SNOTR Project, maupun para gitaris handal dari AGC Music School nampak terlihat sejak siang hari, ketika para musisi ini tengah asik melakukan soundcheck demi kelancaran penampilan mereka. Beberapa diantaranya hadir dengan menyiapkan materi-materi baru dengan kejutan aransemen yang diolah sedemikian rupa hingga membuat musiknya terasa lebih fresh. Selain itu, nampak juga kolaborasi mereka saat tengah latihan membawakan lagu theme song dari DCDC Sahur Nikmat On The Road. Menarik, mengingat hal semacam ini menjadi sebuah komunikasi ala musisi lewat musik.
Ditemui disela-sela latihan dan soundcheck untuk penampilannya di DCDC SNOTR 2019, Gebeg dan DJ E-One, dua personil dari SNOTR Project menuturkan jika gelaran seperti ini merupakan ajang silaturahmi bagi mereka, yang dipertemukan dengan musisi lainnya, maupun para penggemar dari masing-masing band. Lalu ketika ditanya tentang persiapannya, Gebeg menuturkan jika SNOTR Project lebih akan menampilkan gimmick spontan pada penampilannya.
Satu hal baru yang ada di gelaran DCDC SNOTR 2019 ini salah satunya dengan booth DCDC Music Store. Bukan tanpa alasan jika booth ini menambahkan kata musik dibelakangnya, mengingat apa yang mereka sajikan semuanya berhubungan dengan musik, dari mulai rilisan fisik seperti kaset, CD, sampai Vinyl, hingga beberapa merchandise band seperti kaos dan jaket, menjadi buruan yang kiranya sayang untuk dilewatkan. Sebagai perpanjangan tangan dari sebuah karya yang para musisi buat, keberadaan booth semacam ini hadir sebagai bentuk apresiasi penikmat karya terhadap idolanya. Menjadi lebih dari sekedar support system bagi musisi untuk tetap berkarya, apresiasi semacam ini juga membuat iklim musik independen tetap hidup di era digital yang menawarkan banyak pilihan musik gratisan.
Comments (1)