Song review: “Malas Marah” Adalah Anugerah

Song review: “Malas Marah” Adalah Anugerah

“Malas Marah” sebuah single dari Grup Folk melayu asal Palembang SEMAKBELUKAR, lagu yang terdapat di EP mereka yang bertajuk Drohaka(rilis 2012).

Wilayah musik sidestream dengan berbagai macam dimikanya telah berhasil memberikan beragam warna, dengan bermunculannya band-band yang membawa ciri khasnya masing-masing, sehingga bisa menciptakan entitas di dalamnya.

Keragaman dan kuenikan band-band tersebut tersebar di wilayah di Indonesia. Tidak hanya di tanah jawa saja, perkembangan musik sidestream juga hadir dari Palembang, lewat sebuah kolektif musik SEMAKBELUKAS, yang bisa dibilang jadi salah satu contoh entitas musik sidestream ajaib dari tanah Sriwijaya. Grup musik yang terbentuk di medio tahun 2009 ini memang berbeda dengan band-band folk pada umumnya, yang roots nya lebih condong ke luar negeri. Tapi berbeda dengan SEMAKBELUKAR, karena band yang digawangi oleh David Hersya (mandolin, vokal), Ricky Zulman (akordeon), Mahesa Agung (gong mini), Angger Nugroho (jimbana), serta Ariansyah Long (gendang), ini malah menjadikan musik tradisional melayu sebagai akarnya.

Dan di lagu “Malas Marah”, mereka seperti ingin menyampaikan pesan bahwa tidak ada sesuatu yang tak berguna di dunia ini. Sesuatu menjadi tak berguna itu jika berada di tangan orang-orang yang tidak berpikir. Begitu pula pada rasa malas dan marah, mungkin bagi sebagian besar orang malas dan marah adalah sifat yang harus dijauhi, bahkan dihilangkan. Tapi jika kita perhatikan lagu ini, nampaknya kedua sifat itu harus ada dan dipelihara.

Karena di bait pertama lagu ini jelas terdengar kalau “Rasa marah adalah anugerah untuk kita yang berpikir, maka marahlah pada semua hal yang rusak dan merusak”, bagaimana bisa kita diam dan tak marah, jika disekitar kita melihat hal-hal yang rusak, dan bisa memicu kerusakan. Sebagai manusia yang berpikir seharusnya bisa mencegah kerusakan itu terjadi.  Marahnya jangan hanya menjadi ungkapan kekesalan belaka, tapi harus dikembangkan menjadi gerakan yang bisa mengubah.

Lalu perhatikan pada bait kedua lagu ini “Rasa malas adalah anugerah untuk kita yang berpikir, maka bermalas lah untuk lakukan semua hal yang tak berguna”. Jika kita tidak mempunyai rasa malas, maka kita akan selalu bersemangat melakukan sesuatu yang tak berguna bagi hidup kita. Jadi rasa malas dan marah itu harus selalu ada, dipelihara, dan tahu bagaimana cara mengolahnya. Karena sejatinya Tuhan telah berfirman “bahwa sesungguhnya tidak ada satu pun yang diciptakannya itu sia-sia”. Firman itu turun bukan untuk menunjukan ke-Maha besaranNya, tapi lebih untuk mengajarkan kita untuk selalu menjadi manusia yang kreatif dan produktif, agar selalu bisa mengolah apa pun yang diciptakanNya.

Sumber foto: https://tirto.id

BACA JUGA - Song Review: “Kuning” dan Pesan Kebhinekaan

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner