"Rubato Prolog", Sajian untuk Siapapun yang Siap "Dihanyutkan"

Foto dan artwork didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.

Eksistensi "Rubato Prolog" sebagai medium untuk mendobrak keseragaman nada hanyalah awal. Telinga siapapun yang mendengarkan akan dibuat terkejut dengan nada-nada baru dalam bentuk album mini mereka dalam waktu dekat.

Dari Bekasi, Larung Barung terbentuk berdasarkan keragaman corak dan warna. Memilih untuk mengisolasi diri rapat-rapat dari bentuk keseragaman, Larung Barung menelurkan lagu berjudul “Rubato Prolog” pada 18 April 2020 lalu. Sebuah kendaraan bagi Larung Barung untuk mengekspresikan musik atas dasar kejenuhan mereka atas “keseragaman selera” yang mulai menjangkiti pendengar dan industri musik saat ini. Dua jari tengah mereka angkat tinggi-tinggi untuk estetika rock tradisional. Bagi Larung Barung, persetan adalah mutlak bagi riff gitar a la Chuck Berry yang tersemat dalam aliran punk dan musik new wave. Larung Barung dengan musiknya tidak teridentifikasi. Pencarian mereka berujung pada unsur mistik dan kekuatan lain dalam rock, menolak mentah-mentah pakem yang seharusnya.

Mulai buntu dalam menikmati alur nada yang teratur dan terkesan di­paksakan menjadi cikal bakal Larung Barung mulai merangkak keluar dari zona nyaman bermusik. Masing-masing personil mengemban tugas suci dalam mewarnai Larung Barung saat ini. Dimotori Alfi  (gitar), Nanda (vokal), Khairil (bas), dan Dendi (drum), keempatnya dipertemukan di hiruk pikuk kawasan kota industri terpadat di Jawa Barat. Hal inilah yang kemudian menjadi konteks awal dan utama pada lagu “Rubato Prolog” dibangun. Kesadaran personil Larung Barung terhadap selera penikmat musik yang sangat variatif pun juga tersaji lewat lagu ini.

Dengan tabrakan selera bermusik, Larung Barung membiarkan nada-nada saling menari dengan dirinya sendiri ataupun dengan elemen lainnya, sehingga tercipta gesekan antara no wave dengan irisan noise rock yang berjibaku di dalamnya. Saling hantam satu sama lain, kemudian berdamai dan akhirnya melebur menjadi satu. Proses ini direkam dengan paripurna di Gest Studio dan mixing-mastering dikerjakan oleh Zata Mikail (Murf) dan Giras Dhabith Hasan.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner