Rilisan Fisik Pita Kaset: Hobi-Hobi, Pundi-Pundi

Rilisan Fisik Pita Kaset: Hobi-Hobi, Pundi-Pundi

Selain menjadi hobi, rilisan fisik musik bisa menghasilkan. Hobi-hobi penghasil pundi-pundi. Dengan kondisi yang baik dan terawat, nilai otentik dari barang tersebut dapat melambung tinggi. (Bagian kedua dari kisah tentang Hendro 'GS2C')

Bandung—Ada alasan tertentu mengapa seorang kolektor memilih objek untuk dikoleksi, begitupun Hendro 'GS2C' yang ketika itu memakai kaus band Iron Maiden. "Sebetulnya sih, kalau koleksi lebih ke pita (kaset), soalnya dari harga beli gak terlalu mahal dibandingkan CD atau vinyl. Ada kebanggaan (lebih) dibanding (mengoleksi) CD. Tapi, tiap orang pasti beda (koleksinya)," ungkap Hendro menjelaskan mengapa pita kaset menjadi pilihannya.

Untuk soal merawat pita kaset, ada trik jitu yang sangat sederhana. "Dari segi perawatan itu mudah. Sebenarnya gini, asal kita tahu aja posisi tempat menyimpannya: jangan sampai di bawah 20 derajat Celcius. Karena, pita itu musuhnya suhu lembab. Pas setel tape, kita bersihkan bagian head juga. Roda kita lihat dan bersihkan. Dikondisikan masih bagus, gak sampai gundul. Suhu yang paling penting dijaga, karena pita itu rentan," tambah Hendro.


Koleksi kaset dan poster Iron Maiden milik Hendro 'GS2C' | Foto: Franco Londah

Kolektor item rilisan fisik tidak melulu didominasi "kaum tua". Generasi muda dan milenial ternyata banyak yang mengapresiasi. Mereka lebih peduli dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. "Kalau diperhatiin, anak-anak muda sekarang malah lebih peduli. Mereka ditunjang teknologi internet. Mereka jadi mudah mencari sesuatu yang baru, dan daya beli mereka sangat tinggi, khususnya di Bandung. Generasi muda sangat antusias ngulik sama musik, mau dia musisi atau kolektor rilisan fisik. Terutama, ke band-band underground," sahut Hendro semangat.

Mengoleksi rilisan fisik adalah hobi, dan harga bukan patokan. Hal ini diakui Hendro, ketika satu koleksi pita kasetnya terjual di toko online internasional, eBay sebesar 1,2 juta rupiah. Lalu yang terbaru, kaset Charles Bronson laku dibeli 700 ribu rupiah. Pembelinya asal Jepang. Harga tidak dijadikan patokan, nilainya relatif tergantung dari kelangkaan rilisan tersebut.

Selain menghasilkan pundi-pundi yang lumayan, rilisan fisik band lokal punya nilai jual tinggi karena masuk ke jajaran rilisan langka, susah dicari dan wajib dikoleksi. Apalagi, band-band "bawah tanah" yang biasanya sangat sedikit merilis karyanya. Jalur penjualan terbatas saja, distribusi via jaringan pertemanan, titip jual di toko clothing lokal atau disebar cuma-cuma dari tangan ke tangan per komunitas. "Band indie tuh nyetaknya dikit. Anak-anak band indie atau bawah tanah dulu cuma buat 100 copy, itu pun dijual kolektif ke teman-teman, dan hal itu yang bikin sulit: mencari dan memburu koleksi yang lama-lama. Indie itu sangat terbatas, cukup eksklusif dan dari harga jual cukup tinggi dengan peminat yang sangat banyak."

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner