Review: “Persona” Skastra yang Majemuk

Review: “Persona” Skastra yang Majemuk

Persona Hasil “Ngamen

Selayaknya kelompok musik berpakem pada idealisme indie (meski istilah yang dimaksud perlahan menjadi bias dewasa ini), album  Persona yang tersaji di tengah-tengah khalayak, diproduksi dan melalui proses mandiri. Skastra menghasilkan album Persona dari uang tabungan hasil “ngamen” mereka selama berbulan-bulan sebelumnya.

“Demi Persona ini semua personil Skastra janjian nggak akan ngambil uang hasil manggung, semuanya ditabung untuk biaya produksi album. Dan akhirnya setelah kira-kira 6-7 bulan manggung tanpa ‘gajian’, tabungan kita cukup dan kita langsung tancap gas rekaman,” kata Fazrin ‘Adin’ Mustakin, gitaris Skastra. “Kalau untuk proses bikin lagunya sih kita udah mulai dari pertengahan 2018, ya,” tambah Adin.

Ada dua nama yang mungkin sudah tidak asing bagi penikmat musik ska dan rocksteady, dalam sesi rekamannya, Skastra mengundang dua pemain alat tiup tambahan, yaitu Daniel Sukoco yang merupakan pemain saksofon bariton dari grup Sentimental Moods, serta Jonathan Prawira, pemain saksofon alto dan klarinet yang rajin digandeng untuk mengiringi penampilan live sejumlah unit atau musisi Ibukota. Keduanya dapat dibilang sudah veteran malang melintang dalam arena musik ramuan pesisir Kepulauan Karibia yang besar oleh imigran dan kalangan kulit putih kelas pekerja di Britania Raya pada era yang membentang dari 1960-an sampai puncaknya di 1980-an akhir dan sampai sekarang ketika mod revival kembali bermunculan ke permukaan.

Album Persona diproduksi di bawah label rekaman Lisan Records. Rilisan fisik album ini dicetak dan didistribusikan oleh DeMajors, juga dapat diakses secara digital di platform Spotify, Joox, dan sebagainya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner