Review: Easternboys -

Review: Easternboys - "Hijrah", Gejala Resah Bertransisi Pemuda Zaman Kini

Petikan riff gitar cepat memang menggigit, layaknya permainan melodi seperti mengiringi penari ular, kurang nakal untuk grup musik pengusung surf rock. Intrumen bas cukup memukau telinga di awal, menuju ke bagian tengah dan akhir lagu temponya mulai memudar cenderung membosankan. Dentuman yang dilancarkan drummer di balik perangkat drum juga tidak terasa, tidak ada yang spesial. Ditambah, sumbangsih elemen utama dari setiap instrumen yang dipakai dan mencirikan surf rock terlalu repetitif dan nyaris konstan. Tidak ada suara vokal dari grup musik yang diisi oleh Thian Ngalogo (vokal & gitar), Wildan Zulkarnain (gitar & vokal), Gilanghade (bas & vokal) dan Ridho Insani (drum) pada single perdana milik mereka.

Acuan atau referensi mereka sudah jelas musik surf. Aliran musik yang menyumbang peletak batu pertama pondasi musik rock dan diasosiasikan dengan budaya papan selancar air yang populer dari tahun 1962 sampai 1964 serta terbagi menjadi dua gelombang, yakni; instrumental dan vocal surf-music. Easternboys lebih condong ke format awal yang dipionirkan oleh mahirnya permainan gitar Dick Dale and The Del-tones ketimbang The Beach Boys yang berharmoni dengan sumbangsih vokal tiap personilnya yang berkarakter.

Bagi Coklatfriends yang menyukai The Ventures, The Shadows era awal, Richie Allen, Takeshi Terauchi, The Mulchmen, The Reverb Syndicates dan pengusung surf rock berjenis instrumental lainnya, Easternboys mungkin layak mendapatkan tempat. "Hijrah" sudah dapat dinikmati di Spotify, Bandcamp, Soundcloud dan beberapa platform music digital lainya.

BACA JUGA - Review Album 'C’est La Vie' - Knucle Bones: Kelam Namun Menyegarkan

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner