Reportase : Torehan Semangat Dan Daya Juang Lewat Musik Di Kota Garut

Setelah penampilan menarik dari band Project Kita, tiba saatnya bagi trio rock n roll blues bernama Jeane untuk tampil, dengan deretan lagu ciptaannya, yang banyak berisikan aransemen menarik pula progresif, terutama pada bagian aransemen gitarnya, sampai akhirnya mereka menutupnya dengan sebuah cover dari band Kelompok Penerbang Rocket yang berjudul “Mati Muda”.  

Keseruan berlanjut kala Sakadang Ajag, jadi band yang memeriahkan area panggung Shout Out, dengan pembawaan mereka yang menarik perhatian, lewat kostum panggungnya, lengkap dengan topeng yang mereka kenakan. Sedikit mengingatkan pada band Slipknot, apalagi ditambah hadirnya seorang penata sampling, dengan bebunyian scratch dari turntables, menambah marak bangunan aransemen musik yang mereka sajikan. Satu kata yang mewakilinya mungkin adalah kata rusuh. Mereka piawai ‘memprovokasi’ penonton, sampai larut dalam musik Sakadang Ajag.

Sayang untuk tidak dituliskan, kala kedua frontman mereka mengisi speech tiap jeda lagu dengan banyak menggunakan huruf vokal A. Ini jadi ciri tersendiri, disamping musik dan kostum yang mereka kenakan. Band ini juga banyak mengangkat kearifan lokal, yang dalam hal ini ditunjukan dengan cara mereka mengolah lirik berbahasa sunda. Sehingga keberadaan band ini jadi satu hal, yang memang mewakili entitas ‘kedaerahan’ mereka. Hal itu membentuk pasar tersendiri, karena penikmat karya nya merasa tidak berjarak dengan mereka. Hal ini terbukti dari repertoar lagu-lagu mereka, yang banyak berisikan lirik bahasa sunda, seperti misalnya lagu “Bangsat Hayam”, yang diapresiasi dengan animo besar dari para penikmat karya nya.  Sampai akhirnya selang beberapa band yang tampil di panggung Shout Out, sekitar pukul delapan malam, Sound Passion menutup gelaran “Bhinneka Tunggal Ika : Liman Soka” dengan musik rock n roll yang mereka bawakan.