Promo Album Review: Bangkitnya Kembali Karya dari Nalar Neraka

Promo Album Review: Bangkitnya Kembali Karya dari Nalar Neraka

Satu persatu, lagu dalam promo album Kaliyuga saya dengarkan. Saya terkejut ketika menyimak “Tumbal Post Kolonial” sebagai lagu di track pertama. Jujur, saya tidak mengenali Forgotten sampai setengah menit. Ada string section (Addy Gembel mewanti-wanti saya untuk menyadari bahwa ini bukan electune, hahaha) dengan suara serupa orgel yang mengiringi ketukan drum, gitar, dan bass. Rasa-rasanya seperti mendengar intro dari band symphonic black metal yang biasanya disambut dengan choir.

Tetapi, bagian choir itu digilas habis oleh teriakan Addy Gembel, oleh tempo yang mendadak cepat dan menderu-deru, oleh agresivitas tingkat dewa di tiap instrumen, sesuai dengan Forgotten yang saya kenal. String section itu terdengar sampai akhir lagu dan muncul di beberapa bagian. Sejak itu, saya sadar bahwa saya harus mulai membiasakan diri dengan hadirnya unsur itu dalam lagu Forgotten.

"Tumbal Post Kolonial" mengkritik bahkan menghujat keras keadaan politik, ekonomi, hukum, dan sosial yang masih acak-acakan di negeri ini. Frontal dan vulgar masih mewarnai setiap kata yang diramu, bait demi bait. Masalah lirik, Forgotten masih keukeuh di pakemnya. Biarlah. Memang sudah seharusnya Forgotten adalah band yang grumpy. Jangan pernah berubah menjadi band yang liriknya aman-aman saja, apalagi menjadi melankolis. Jangan pernah. Jangan!

Lagu ini memang menabrak ekspektasi saya, tapi bukan ke arah yang mengecewakan. Mereka tidak kehilangan karakternya, sama sekali tidak. “Tumbal Post Kolonial” seolah menyeret saya untuk masuk ke satu ruang yang tidak familiar, tempat di mana Forgotten bermeditasi dan bersemayam selama enam tahun dari rilisan terakhirnya. Di tempat ini lah, Forgotten resmi mengucapkan selamat datang di neraka baru.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner