Musik Eksperimental, Alternatif untuk Mengatasi Stagnasi Dunia Musik

Musik Eksperimental, Alternatif untuk Mengatasi Stagnasi Dunia Musik

Pemilihan Alat dalam Musik Eksperimen

Kembali lagi, karena musik eksperimen adalah musik yang inovatif, maka pemilihan dan pemakaian alat musik pun mengalami inovasi. Misalnya saja Jón Þór “Jónsi”, vokalis dari band asal Islandia, Sigur Rós. Sang multi instrumentalis ini memainkan gitar dengan cara yang lain dari biasanya. Ia memakai bow atau alat gesek untuk menghasilkan suara dari gitar yang ia pegang. Mungkin, kebanyakan orang menyebut Jónsi atau Sigur Rós sebagai penggiat musik beraliran post-rock, tapi melihat apa yang dilakukan oleh sang vokalis, ia juga bisa dikategorikan sebagai musisi eksperimental. Bahkan, baru-baru ini Under The Big Bright Yellow Sun (UTBBYS) juga turut meramaikan cara bermain gitar dengan metode gesek.

Lain halnya dengan yang dilakukan dengan Bottlesmoker. Duo Angkuy dan Nobie ini lebih memilih memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitarnya untuk jadi perangkat mereka dalam bermusik. Diambil dari wawancara yang pernah kami lakukan bersama Bottlesmoker, barang yang mereka pilih untuk "dijadikan" alat musik adalah barang yang mewakili karakter suara low, middle dan high. Ada juga saat ketika mereka menggunakan alat musik mainan, atau ketika mereka menggunakan alat musik tradisional. Semua itu mereka rekam dan dirangkum dalam karakter Bottlesmoker, sehingga mereka adalah musisi eksperimental yang karyanya cenderung mustahil untuk bisa di-cover oleh orang lain, mengingat proses kreatif yang mereka laksanakan menggunakan pola yang detailnya hanya dipahami oleh mereka.

Ada lagi Senyawa, duo musisi eksperimental asal Yogyakarta. Mereka membuat alat musik yang dimodifikasi sendiri, yang disebut dengan Bambu Wukir. Cara memakainya beragam, bisa dipetik, digesek atau dipukul. Selain melalui permainan dari Bambu Wukir, karakter musik Senyawa diperkuat dengan teriakan-teriakan yang memunculkan suasana lain.

 

Alat Musik Konvensional Juga Bisa Jadi Pilihan

Beberapa musisi eksperimental juga masih menggunakan alat musik konvensional. Contohnya saja Bisinggama, proyek bikinan vokalis DeadSquad, Daniel Mardhany. Ia menggunakan alat musik gitar untuk menjadi media bereksperimen. Hanya saja, ia mencampuradukkan karakter asli dari gitar dengan beragam efek, ditambah dengan geraman Daniel yang suaranya ditaruh di belakang. Suasana gelap lah yang mendominasi pembawaan dari Bisinggama.

Atau, Sungsang Lebam Telak. Bukan lewat alat musik yang aneh, tapi lewat penggarapan musiknya yang variatif. Mereka menyebut musik mereka adalah free jazz kontemporer, meskipun hanya mereka yang benar-benar paham apa makna di balik itu. Mereka juga tidak ragu untuk akrobat dalam urusan penamaan lagu, panjang dan nyeleneh. Ambil contoh dari album Sapuan Feses Waria Meledak. Sembilan nomor dalam lagu mereka memiliki judul yang tidak kurang dari enam kata, contoh judul terpendek adalah “Endapan Kesalahpahaman Bobroknya Birokrasi Tato Rusak” dan judul terpanjangnya adalah “Semburan Diare Langsung ke Lidah yang Telah Terpatahkan oleh Teori Usang Tata-titi Bersepeda”.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner