Menyajikan Musik Tanpa Suara? Apakah Bisa?

Menyajikan Musik Tanpa Suara? Apakah Bisa?

Hal senada juga pernah diutarakan Ferruccio Busoni dalam buku “Sketch of a New Esthetic of Music”, tahun 1907, jauh sebelum John Cage menyajikan orkestra diam nya tersebut. Busoni menyatakan bahwa dengan perkembangan di berbagai hal, mulai dari esensi seni, referensi, psikologi komposer hingga perkembangan improvisasi, kekosongan atau tidak ada bunyi di musik itu bisa memiliki makna dari musik itu sendiri. Uniknya, hal tersebut rupanya mendorong beberapa musisi seperti Boards of Canada, Coheed and Cambria, Soulfly, John Lennon & Yoko Ono, hingga Soundgarden jadi ikut mendekonstruksi konsep bunyi-sunyi tersebut, dimana menurut mereka kesunyian itu justru mampu menerjemahkan musiknya itu sendiri.

Lagu-lagu seperti “Magic Window”, “A Lot of Nothing”, “91101”, "Two Minutes Silence”, dan “One Minute Of Silence” yang disajikan oleh para musisi di atas, pada akhirnya menorehkan catatan akan eksplorasi musikal yang lebih jauh dari sebuah lagu tanpa lirik, seperti yang datang dari genre musik post-rock atau elektronik seperti Bottlesmoker misalnya. Jika pada lagu-lagu post-rock pemaknaan lagu dibangun dari atmosfir yang lagu itu buat, maka jika merunut pada apa yang John Cage lakukan dalam pertunjukannya, ketiadaan bunyi dari para pemain musik yang terdiam tanpa memainkan alat musiknya itu, nyatanya masih menghadirkan suara-suara yang terdengar disepanjang waktu penampilannya tersebut, seperti suara hela nafas, suara penonton yang terbatuk, suara penonton yang menahan tawa, atau suara detak jantung masing-masing personal yang hadir di pertunjukkan orkestra diam tersebut. Hal itu kemudian diasumsikan Cage sebagai 'isi' dari pertunjukannya, dimana suara-suara itu mampu jadi 'instrumen' dari komposisi yang Cage sajikan. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner