Menilik Sensibilitas Vira Talisa Dalam Berkarya

Vira Talisa dan Ranah Visual

“Secara kasat mata, ketertarikan saya di ranah visual saya aplikasikan dalam artwork dari setiap rilisan yang saya keluarkan. Namun jika dilihat secara tidak kasat mata, lebih kepada kepekaan saya sebagai seniman. Sense nya itu yang memang ngaruh dan dari dulu dilatih. Hal itu pada akhirnya saya aplikasikan juga ketika saya membuat lagu. Ketika skecth lagunya udah ada, gambaran visual itu udah kebayang seperti film lah bisa dibilang. Lebih seperti menggambarkan situasi, kaya lagu ini cocoknya untuk menggambarkan scene-scene tertentu dalam film”

Karena kepekaannya terhadap visual, lagu-lagu Vira Talisa juga terbilang seperti story telling, yang memang punya isian cerita yang bisa digambarkan dengan runut, karena cara Vira menulis lagu dapat terasa seperti sedang bercerita. Misalnya saja pada lagu “Down in Vieux Cannes”, yang terinspirasi pada saat dia berlibur ke Cannes, pada pertengahan tahun 2016, ketika dia baru saja menyelesaikan kuliah, dan akan kembali ke tanah air setelah 4 tahun tinggal di Perancis.

Disana dia bertemu dengan seorang seniman jalanan tua yang sedang bermain gitar dan bernyanyi. Tanpa sadar, Vira mendekati si pengamen tersebut, dan tiba-tiba sang pengamen melihat ke arahnya lalu tersenyum, sambil menyanyikan sebait lirik dalam bahasa Perancis “Ma fille ne crains pas la peine qui s’installe en toi”, yang berartikan “anakku, jangan takut akan rasa sakit yang tersimpan didalam hatimu”. Hal itu kemudian dia curahkan dalam lagu tersebut.

Pun begitu dengan albumnya, Primavera, yang dia treatment layaknya sebuah buku diary dengan pendekatan visual yang menarik, lewat analogi musim semi, dimana menurutnya hal itu adalah satu musim yang cocok untuk dianalogikan sebagai awal harapan baru yang tumbuh, seperti bunga yang mulai mekar setelah musim dingin berkepanjangan. Menurutnya, nuansa positif dan bercahaya yang ditawarkan oleh kehangatan musim semi menjadi alasan di balik penjudulan album penuh pertamanya itu.