Mengupas Forgotten dari Mata Sang Drummer

Mengupas Forgotten dari Mata Sang Drummer

Tentang Bergabungnya Zalu di Forgotten

Sebelum bergabung dengan Forgotten, Zalu adalah drummer dari band death metal yang dinamai Demigod. Ini adalah band “serius” pertama yang dijalankan oleh Zalu. Tahun 2012-2013 adalah saat ketika Zalu mengenal Toteng, gitaris dari Forgotten. Saat itu, Demigod sedang melakukan recording dan Toteng menjadi operator untuk Demigod.

Beberapa tahun setelahnya, Toteng meminta Zalu untuk mempelajari dua materi dari Forgotten, yaitu “Mentalitas Fasis” dan “Tarekat Molotov”. “Seminggu kemudian (setelah Toteng menghubungi Zalu), saya ngabarin dan ketemuan di Studio Extend. Saya kira bakal jamming bareng personil, kayak latihan biasa. Ternyata dijebak, main drum dan langsung direkam. Mungkin, supaya terdengar detail. Setelah itu, saya langsung direkrut,” papar Zalu. Terhitung sejak akhir tahun 2015, Zalu resmi “dibaptis” sebagai personil dari Forgotten.

Lucunya, saat itu Zalu sendiri tidak sadar bahwa permintaan Toteng kepada Zalu berkaitan dengan perekrutan personil untuk lini belakang Forgotten. Kata “dijebak” sepertinya memang tepat untuk Zalu. Tapi, jebakan itu nyatanya berbuah manis, karena sebenarnya ini adalah momen besar untuk Zalu. “Semacam naik level. Katakan saja waktu itu saya ada di level nol, dan ketika bergabung dengan Forgotten tiba-tiba levelnya naik ke sepuluh. Jelas lah saya mau. Coba aja tanya orang-orang, siapa yang gak mau diajak sama band besar? Pasti mau,” jelas Zalu. (“Kamu udah PD dengan kemampuan kamu?”) “Ya… PD gak PD, saya harus PD.”


Ketika Zalu Resmi Bergabung di Forgotten

Hal pertama yang dilakukan Zalu tentu adalah berlatih bersama Forgotten. Tetapi, kegiatan latihan ternyata tidak sesederhana itu. “...Bodoh, langsung buyar. Banyak revisi karena skill saya masih kurang. Butuh waktu sampai akhirnya bisa menyesuaikan,” jelas Zalu. “Susah juga menyesuaikan dengan pola si Forgotten, terutama dari segi waktu. Domisili saya jauh, saya di Tanjungsari, kuliah di Setiabudi dan latihan di Ujung Berung. Itu sih yang paling buat saya susah untuk urusan waktu.” Sekadar informasi, total jarak antara Tanjungsari, Setiabudi dan Ujung Berung lebih kurang adalah 60 km.

Panggung pertama Zalu adalah ketika Forgotten diundang di salah satu acara camping yang digelar di daerah Cimahi. Beruntungnya, itu bukan panggung besar karena diperuntukkan untuk komunitas tertentu. Jadi, panggung pertama Zalu berjalan mulus, tanpa kendala. Suasana yang intim, penonton yang didominasi oleh kawan-kawan terdekat dengan jumlah yang tidak terlalu banyak membuat Zalu tidak terlalu tegang. Ini perasaan yang sudah familiar, seperti ketika ia sempat tampil bersama Demigod.

Lain cerita ketika ia tampil di panggung festival. Beberapa kali Forgotten tampil, ia sempat gelagapan dan banyak melakukan kesalahan. Alasannya jelas, karena Zalu belum benar-benar bisa mengatasi ketegangan. “Ya, awal-awal sama Forgotten dia udah manggung di panggung festival besar, jadi “headliner”. Proses itu memang berat dia lalui dan akhirnya kami paham beban dia. Makanya, sebisa mungkin dibawa santai,” ujar Addy Gembel.

Zalu terbilang beruntung, sebenarnya. Personil Forgotten ternyata tidak “segalak” kelihatannya. “Nggak, mereka nggak galak, cuma memang profesional. Saya memang dituntut untuk bisa menyesuaikan,” ungkapnya. Meski begitu, kesalahan yang dilakukan Zalu tetap ada konsekuensinya. Gan Gan sempat marah ketika Forgotten tampil di salah satu acara di daerah Bekasi, sepanggung dengan band-band besar macam DeadSquad, Hellcrust. NTRL sampai Burgerkill. Satu lagu penuh dibawakan dengan kacau oleh Zalu. “Marahnya A Gan Gan tuh diam, dan dia gak ngomong sama sekali, cemberut aja. Itu tuh karena saya tegang. Saya sepanggung dengan drummer-drummer yang udah jelas jago, ditambah set drum yang sempit (karena kondisi panggung yang kurang memadai). Mood dan mental saya jadi awut-awutan,” katanya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner