Menerka-nerka Indische Party Kini

Menerka-nerka Indische Party Kini

Sedangkan bagian untuk memanjakan mata melalui selingan hiburan visual, hadir sosok Toma Kako yang tugasnya membuat konsep sekaligus menggarap video musiknya. Temanya coba diselaraskan dengan keriuhan tren penikmat musik saat ini. Fenomena muda-mudi sejawat yang demam meninjau ulang musik-musik era yang disebut “dekade gagal” oleh kritikus musik pada zamannya waktu itu, nuansa 80-an lengkap dengan suasana, kostum, bar, dan (lantai) dansa menjadi bagian paling menonjol dari klip single “Tell Me What To Do” - meski tak menghilangkan sepenuhnya corak khas Indische Party - yang identik dengan sentuhan musik era 60-an dengan psychedelic pop –nya; hingga sedikit melodi jangley yang tidak terlalu rumit porsinya serta unsur indie pop manis membalut tipis berakar dari akhir 80-an dan awal dasawarsa 90-an.

Sebagai grup musik yang lahir di era 2000-an, Indische Party cukup handal merangkum semua unsur musik di tahun-tahun itu dan menjentawahkan di karya mereka, dari dulu hingga sekarang. Setidaknya, dengan single “Tell Me What To Do”, akan banyak kuping baru yang mengelu-elukan mereka dalam beberapa waktu kedepan.

Namun, hal ini tak serta merta menanggalkan begitu saja kesan bengal aura 70-an dari karakter vokal yang konsisten tetap seksi dan disokong tubuh yang kurus bergoyang pinggul kecil aduhai nan nakal menggemaskan. Jagger-esque yang nyaris sempurna, tampang tirus versi Jakarta Selatan. Minus bibir tebal tentu saja. Menggugah ingatan saat kecil akan sahutan om-om berpotongan rambut mop top di bawah naungan miras oplosan dengan muka memerah. Bekas muntahan terlihat di kemeja bermotif bunga dengan kaos dalam bergambar logo mulut, dengan lidah terjulur bergambar Union Jack, hasil gesut di Jalan Suci. Para Koboi Tua sedang euforia rupanya, ketika melihat penampilan cover version dari Rolling Stones di panggung 17-an sekitar komplek ABRI - Gandapura Simpang, Kosambi Bandung.

Dalam lanturannya, mulut mereka yang beraroma alkohol murahan seraya berteriak, ”A Stun A…,” (Aa dalam bahasa Indonesia artinya Kakak, atau Abang). Meminta membawakan lebih dari satu lagu atau lebih repertoar milik The Rolling Stones. Biasanya "Paint It Black", "Honky Tonk Woman", "Wild Horses" atau "Symphaty For The Devil". Semua orang senang, acara lancar. Om-om mabuk pulang dengan senyum tersungging. Tidak ada yang ditusuk, pun juga kerusuhan ulah crossboys hipis lokal saat itu.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner