Melirik Kembali Memoar Masa Kejayaan Kaset

Melirik Kembali Memoar Masa Kejayaan Kaset

Makanya, zaman dulu ada satu kebiasaan menuliskan nama atau tanda tangan sebagai bukti hak milik si empunya kaset. Kalau tidak begitu, takutnya "dihak milik" oleh orang lain. Namun, jeleknya jadi mengotori cover kaset dan kalau dijual lagi harganya bisa jadi turun. Kaset pada waktu tidak hanya dijual di toko kaset besar seperti Aquarius atau Disctarra. Di loakan juga banyak, dari mulai jalan Dewi Sartika sampai Cihapit tadi. Bahkan, jika beruntung kita bisa dapat kaset langka yang memang dicari para kolektor.

Ada satu lagi kebiasaan unik zaman kaset masih popular dulu, yakni kebiasaan membuat mixtape. Biasanya, anak zaman dulu suka dengar lagu di radio, dan lagu yang diputar di radio mereka rekam pakai kaset kosong. Dari kaset kosong itu, biasanya mereka bikin semacam kumpulan lagu-lagu, atau biasanya lebih dikenal dengan istilah mixtape. Mixtape itu sendiri biasanya disusun sesuai dengan selera musik masing-masing. Misalnya, seorang penggemar musik punk akan membuat mixtape berupa kumpulan lagu-lagu punk yang dia suka.       

Dengan cara mixtape itulah anak zaman dulu bertukar informasi soal musik. Biasanya, mereka bikin covernya pakai gambar sendiri lalu di photo copy. Tak sampai disitu saja, selain membuat mixtape, beberapa orang juga membuat zine atau majalah saku sebagai bonus ketika barter kaset, atau bahkan sampai dijual. Budaya seperti itu kebanyakan lahir dari budaya anak punk, yang zaman itu sering nongkrong di pelataran BIP, Bandung.

Berbicara tentang kaset berarti bicara juga soal estetika dari apa yang nyata dan bisa disentuh. Sekali klik download lagu memang mudah dan tidak seribet dengan memutar kaset dan pulpen tadi. Dulu, kalau mau beli kaset berarti harus keluar rumah, dan kalau kasetnya langka harus rela berdesakan di loakan kaset. Tidak semudah klik download hasil layanan digital internet dalam kamar yang nyaman. Tapi, bukankah sesuatu yang mudah didapatkan seringkali juga mudah pula dilupakan?

Sumber foto: pixabay.com

BACA JUGA - The Dynamic Duo, Pemerkuat Warna Sebuah Band

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner