Lima Tipe Penonton Konser

Lima Tipe Penonton Konser

Tipe Pengamat Musik

Penonton tipe seperti ini biasanya adalah orang-orang yang memang punya band atau punya latar belakang musik juga. Tipe penonton seperti ini biasanya tidak akan seperti penonton lainnya, yang berjingkrak atau bergoyang mengikuti irama yang disajikan si musisi dari atas panggung, tapi hanya diam mematung dan sibuk mengamati beberapa hal teknis seperti olah tata suara si musisi, lighting, atau pun visual artwork yang disajikan sebagai latar panggung. Tipe penonton seperti ini biasanya cukup “rewel” dan sangat jeli mencari “kesalahan” musisi di atas panggung, seperti misalnya suara gitar atau vokal yang out of tune, settingan efek, ampli, dan hal-hal teknis lainnya yang dia nilai bagus, biasa saja, atau jelek.

Notes : Tidak disarankan untuk nonton band-band seperti Mesin Tempur atau Teenage Death Star, yang esensi bermusiknya bukan dari hal-hal teknis seperti apa yang dituliskan di atas.


Tipe Fans Fanatik

Tipe penonton seperti ini biasanya cukup mudah ditemui di area konser, dengan atribut mereka yang cukup mencolok, dari mulai kaus yang seragam dengan nama band idolanya, atau bahkan sampai membawa spanduk bertuliskan nama atau julukan penggemar band tersebut, lengkap dengan asal daerah mereka. Tipe penonton seperti ini biasanya akan bergerombol di urutan paling depan, di area bibir panggung. Rata-rata mereka hapal semua lirik lagu yang dibawakan dan sangat apresiatif dengan apapun yang dilakukan musisi idolanya di atas panggung. Namun, ada satu poin minus dari tipe penonton seperti ini, jika dalam gelaran festival yang melibatkan lebih dari satu band sebagai penampil, biasanya kurang apresiatif dengan band-band lainnya, lewat beberapa celotehan yang cenderung intimidatif karena tidak sabar menyaksikan band idolanya tampil. Tapi semoga saja sangkaan itu salah, dan penonton hari ini jauh lebih dewasa dan apresiatif.


Tipe Penonton Pacaran

Ada satu kutipan menarik yang berbunyi “kencan terbaik adalah menonton konser musik”. Satu kutipan yang diimani oleh tipe penonton yang pacaran di gigs. Beberapa pasangan bahkan menerjemahkannya secara gamblang lewat baju couples bertuliskan nama band idola mereka, yang sedang tampil di atas panggung. Tidak salah, namun jadi satu hal cukup menggelitik tentang apakah itu sebagai bentuk apresiasi terhadap bandnya, atau hanya aktualisasi diri mereka tentang hubungannya yang oleh kids zaman now sebut dengan istilah relationship goals itu.  


Tipe Penonton Tukang Update

Tipe penonton seperti ini jadi satu hal yang tipikal dan paling banyak ditemui di area konser dimana pun itu. Seakan semua penonton adalah jurnalis atau wartawan yang sedang meliput gelaran tersebut. Satu hal yang sempat “diprotes” oleh solois wanita asal Jogja, Frau, ketika dalam konsernya dia sempat berujar jika memori terbaik adalah memori yang disimpan dalam kepala, bukan dalam kamera. Baik itu dari ponsel atau pun kamera dengan ukuran yang cukup besar, diakui atau tidak cukup mengganggu pemandangan orang-orang yang memang datang untuk nonton, bukan untuk “meliput” gelaran tersebut. Satu hal yang mungkin sedikit mengurangi esensi menonton konser jika dibandingkan dengan era 20 tahun lalu misalnya, ketika banyak penonton yang larut dalam sebuah konser tanpa sorot kamera yang menghalangi.


Tipe Penonton Asal Goyang

Tipe penonton seperti ini biasanya dapat ditemui di gelaran-gelaran yang tidak memungut biaya alias free tanpa tiket. Hal ini didasari asumsi jika orang membeli tiket untuk nonton konser, setidaknya dia punya tujuan ingin nonton band atau musisi idolanya, karena jika tidak suka dia tidak mau mengeluarkan uang untuk tiket. Namun berhubung gratisan, tipe penonton asal goyang ini tidak mempermasalahkan siapa musisi dan jenis musik yang ada di gelaran itu. Dari mulai dangdut, reggae, metal, apa saja dia libas dengan goyangan yang sama, selama itu masih disuguhkan dengan ketukan drum dan irama yang bisa untuk bergoyang. Orang-orang seperti ini akan selalu ada selama negeri ini masih “sakit”, dan orang-orang butuh hiburan namun tidak punya kemampuan finansial untuk memilih hiburan yang “ideal” itu seperti apa. Jadi selama itu enak buat goyang, ya dia akan goyang.   

BACA JUGA - Lima Gaya Ikonik Musisi di Atas Panggung

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner