Harry Lim dan

Harry Lim dan "Remah Roti" dalam Catur Musik Jazz Indonesia (Bagian Dua)

Social Climber yang Menjadi Produser Jazz Terkemuka

Berbicara tentang Keynote Records, label dan studio rekaman ini banyak sekali menghasilkan jejak rekam musik-musik berkualitas tinggi berkat intelejensia Harry Lim terhadap musik jazz. Massa penggemar jazz sangat menggemari rilisan jazz yang Harry produksi. Grafik penjualan cenderung positif, terima kasih berkat hasil ini sebuah keputusan besar diambil dewan direktur Keynote untuk memperluas perusahaan. Namun hal ini tak bertahan lama, permasalahan kemudian muncul. Salah satunya, perihal penanaman modal yang kurang bijaksana sampai pada akhirnya menciptakan kondisi yang kurang baik. Keynote kehilangan modal dan kolaps. Sekarat terancam bangkrut.

Keynote Records adalah label yang didirikan oleh pemilik toko rekaman bernama Eric Bernay pada tahun 1940. Rilisan awal label itu kebanyakan merilis lagu-lagu rakyat (folk) dan lagu-lagu protes milik Persatuan Buruh, Lagu Rusia dan bertema Perang Saudara Spanyol. Keynote Records beberapa kali merilis  piringan hitam anti-perang dari musisi-musisi Amerika di tahun awal berdiri sebelum Harry Lim mengambil alih posisi produser di sana.

Pada tahun 1946, untuk membantu keadaan, dewan direktur memperbantukan John Hammond (juga seorang produser dan penemu bakat). Walau Harry menghormati Hammond, dia tak ingin bekerja bersama Hammond. Dia mengambil keputusan untuk meninggalkan Keynote secara terhormat. Akhirnya, John Hammond menggantikan posisi Harry Lim, dan di bawah kendali pimpinan baru, Keynote tidak terselamatkan. Nyaris kandas kembali dan terancam bangkrut total kali ini, saham Keynote dibeli oleh perusahaan Mercury dua tahun kemudian. Pergerakan dewan direktur dan pemilik Keynote Records mengharuskan Harry Lim sendiri untuk kehilangan sebagian besar hak milik persoalan hak cipta. Keringat, kerja keras dan ide briliannya tidak dianggap. Selera dan sentuhannya ketika memproduseri sebagian besar rilisan jazz terbaik di Keynote "hilang". Hal ini semakin kentara ketika Harry Lim memutuskan untuk memilih meninggalkan Keynote dan ironisnya lagi, dalam jentikkan jari semua materi yang direkam oleh Harry lenyap terserap dalam persetujuan baru ini. Keseluruhan dari katalog awal bahkan yang Harry Lim buat, di kemudian hari menjadi embrio kemunculan Mercury Records (saat ini berganti nama menjadi Polygram) sebagai salah satu label jazz yang disegani dan terbesar.


BACA JUGA - Rekam Jejak Harry Lim; Tokoh Jazz Indonesia (Bagian Satu)


BACA JUGA - Independensi Label Indie HL Records dan Kebangkitan Keynote Records (Bagian Tiga)

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner