FOGFEST 2019, Sebuah Upaya Mem-Black Metal-Kan Nusantara

FOGFEST 2019, Sebuah Upaya Mem-Black Metal-Kan Nusantara

Setelah berjuang memasak makan malam dan menjaga tenda kami tetap kering, akhirnya menjelang malam hujan berhenti. Kami pun memutuskan keluar tenda dan kembali ke warung pusat informasi Fogfest untuk mencari informasi tentang susunan acara yang akan digelar. Kali ini, warung mulai dipenuhi orang dengan tampilan khas metalhead. Akhirnya, kami berjumpa dengan salah satu panitia (atau lebih suka disebut volunteer) yang terlibat di Fogfest.

Melalui penuturannya, kami akhirnya tahu bahwa acara Fogfest ini sepenuhnya dilakukan secara swadaya dan swakelola. Mengandalkan berjualan kaus Fogfest, mereka mengumpulkan dana untuk menutupi seluruh ongkos produksi. Kaus disebar di beberapa kota di seluruh Indonesia, sementara sistem kerja dan koordinasi yang dilakukan menyangkut pembagian tugas dan fungsi panitia lebih banyak menggunakan aplikasi WhatsApp. Dia mengaku, pada hari itulah secara resmi mereka bisa saling bertatap muka secara langsung dan melakukan koordinasi. Sementara band yang hadir dari seluruh penjuru Nusantara rela mengeluarkan biaya sendiri dan menempuh perjalanan berliku untuk bisa tampil di acara ini.

Jam delapan malam seluruh peserta yang hadir diarahkan menuju sebuah tenda besar untuk memulai rangkaian acara. Di tengah perjalanan menuju tenda, barulah nampak kesibukan beberapa orang yang mendirikan panggung di tengah lokasi bumi perkemahan. Di dalam tenda, di bawah temaram lampu penerangan, Hernandes Saranela yang bertugas sebagai project officer mulai memberikan sambutan kepada seluruh "kontingen" black metal yang hadir di acara Fogfest 2019.


Sesi sharing sekaligus penyambutan oleh Hernandes Saranela dan tim panitia | Kredit foto: Karina Supriaman

Satu persatu perwakilan dari setiap kota yang hadir ikut memberikan sambutan dan apresiasi atas terselenggaranya acara Fogfest. Tercatat kontingen terjauh adalah kawan kawan dari Manado, Pekanbaru dan Lombok. Menarik sekali menyimak obrolan di forum yang santai. Masing-masing dari mereka berbagi kisah tentang dinamika musik black metal di kota masing-masing. Suasana forum berlangsung akrab dan hangat, hingga tak terasa waktu menunjukan pukul 12 malam. Udara dingin dan kabut menyergap perlahan di antara gelap dan temaram lampu. Seluruh peserta kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner