DCDC ShoutOut! Highlight : Merayakan Kebisingan Bersama Band Karotor

DCDC ShoutOut! Highlight : Merayakan Kebisingan Bersama Band Karotor

Ditemui di gelaran “Bhinneka Tunggal Ika : Liman Soka” Karawang, mereka menuturkan jika konsep kebisingan sendiri sejalan dengan kota Karawang, yang menurut mereka telah bertransformasi dari awalnya kota penghasil Padi, jadi kota industri yang bau busuk, sumpek, dan makin pengap, akibat lembah industri

Terbentuk dari pecahan beberapa band, grup ini sepakat untuk mengeksplorasi ranah musik yang terfokus pada bebunyian “noise”, seperti halnya era Sonic Youth atau Nirvana. Tidak tanggung-tanggung, seakan ingin mempertegas bebunyian bising yang mereka eksplor lewat permainan distorsi “kotor” dalam lagu-lagunya, mereka menamakan bandnya Karotor pada tahun 2015. Hal ini bukan tanpa alasan, karena kotor sendiri mengandung hal filosofis sendiri bagi mereka, dimana kata kotor yang diwakili oleh warna musiknya, mereka terjemahkan juga lewat isian lagu-lagunya.

Ditemui di gelaran “Bhinneka Tunggal Ika : Liman Soka” Karawang, mereka menuturkan jika konsep kebisingan sendiri sejalan dengan kota Karawang, yang menurut mereka telah bertransformasi dari awalnya kota penghasil Padi, jadi kota industri yang bau busuk, sumpek, dan makin pengap, akibat lembah industri. Mungkin sejalan dengan komunitas metal Ujung Berung yang banyak menghasilkan band-band metal terbaik tanah air, pun pada mulanya terbentuk karena ambience Ujung Berung yang keras. Sehingga musik metal dirasa paling pas untuk merepresentasikan Ujung Berung itu sendiri.

Pada penampilannya di panggung Shout Out, Band ini pun masih “patuh” menghadirkan bunyi-bunyi distorsi dengan sedikit balutan sound crunch pada gitarnya, yang berisikan lagu-lagu tentang kemanusiaan. Tema-tema yang mereka angkat menarik disimak, seperti misalnya pada lagu "Lapar Gila, Kenyang Bego". Lirik-lirik dinamis namun mengena, yang bertema kritikan sosial, untuk kemudian diterjemahkan lewat ambience noise, yang mereka tampilkan dengan gaya ekspresif, seperti ketika Ahong (Vokalis/gitaris) menggesek gitarnya dengan stik drum misalnya, yang menghasil efek feedback dan bunyi noise dari amplifier, yang mereka olah sedemikian rupa untuk menghasilkan bunyi seperti itu.

Mereka seperti merayakan bunyi-bunyian dalam ruang lingkup nalar, hasil olahan kemuakan mereka dengan segala bentuk keteraturan. Saat itu mereka tidak sedang bermain musik, tapi mereka adalah bagian dari musik itu sendiri. Mereka adalah suara-suara miring yang bersenang-senang dengan kebisingan. Hasil olahan itu sendiri, mereka coba tampilkan di panggung. Menariknya, cara mereka mempromosikan lagunya terbilang old skool, yakni dengan membawakan dulu materi lagunya di atas panggung, lalu jika dirasa responnya bagus, mereka akan merekamnya.

BACA JUGA - DCDC ShoutOut! Highlight : Semangat Local Pride Dari Band Asshole

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner