Dari Pasukan Berpeluh Merah Hingga Gerombolan Babi Dari Neraka, Memanaskan Panggung WMBI 2018

Dari Pasukan Berpeluh Merah Hingga Gerombolan Babi Dari Neraka, Memanaskan Panggung WMBI 2018

Sekitar pukul 8 malam, band dari timur Jakarta, Dead Vertical, menjadi finalis berikutnya yang tampil. Uniknya, mereka punya satu hal kontradiktif, dengan jumlah personil yang hanya tiga orang itu, mereka seakan tampil seperti rombongan prajurit siap tempur, dengan persenjataan lengkap, lewat distorsi tebal dan ketukan drum yang mampu menghantam pendengaran. Hadirnya dua orang yang bersahutan bernyanyi, menambah daya ledak band ini, untuk memuntahkan amunisi lirik dan musiknya. Kemudian, adanya solo bass ditengah lagu mereka, menjadi jembatan yang keren menuju coda lagu yang mereka mainkan. Sampai akhirnya mereka menutupnya dengan lagu “Benteng Terakhir”.

Selesai penampilan trio berbahaya asal Jakarta, Trojan menjadi finalis berikutnya yang tampil. Band ini menorehkan catatan khusus, ketika tahun ini menjadi kali kedua bagi Trojan menapaki panggung Wacken Metal Battle Indonesia. Dengan estetika menarik berupa ilustrasi musik gamelan Bali, yang lengkap dengan senandung  yang melenakan telinga di awal penampilannya, Trojan seakan punya tugas berat untuk tetap berada di tensi tinggi ketika menyajikan musiknya. Hal itu terbukti ketika mereka seakan tidak mau memberi jeda pada penonton untuk sedikit bernafas, dan terus menginjak pedal gas dengan kecepatan maksimum. Saat Trojan tampil, pemandangan circle pit pun terlihat, dimana hal itu tidak tercipta saat band-band sebelum Trojan tampil. Sehingga hal ini jadi poin tersendiri bagi Trojan malam itu. Sampai akhirnya mereka menutup penampilannya dengan lagu “Reality In Chaos”, dengan lead gitar mematikan pada coda lagunya.

Selanjutnya, ada band asal Solo, dengan usianya yang hampir mencapai dua dekade, Down For Life. Mereka tampil dengan baju batik lusuh, yang secara tampilan mungkin merupakan versi lain dari Rob Zombie dari tanah Jawa, yang makin dikuatkan dengan sampling musik gamelan Jawa di awal penampilannya. Sampai kemudian lagu “Pesta Partai Barbar” berkumandang, dan bertambah menarik saat sang vokalis, Stephanus Adjie menyuruh penonton memanaskan area pertunjukan yang biasanya dikuasai artis-artis pop di televisi. Adjie cukup sering memberi pandangan kritisnya di atas panggung. Sebagai vokalis dia cukup matang membangun mood pertunjukan jadi sebuah pesta yang menyenangkan. Ditutup oleh lagu “Pasukan Babi Dari Neraka”, Down For Life berhasil menyuguhkan penampilan maksimalnya di Final Wacken Metal Battle Indonesia 2018.

Kaluman menjadi band terakhir yang tampil di panggung Wacken Metal Battle Indonesia. Band asal Bandung tersebut seakan punya tugas berat untuk menyelamatkan “wajah” musik cadas Bandung, dengan citra yang kadung melekat sebagai kota dengan komunitas metal terbesar di dunia tersebut. Hadirnya Ferly di sisi kiri panggung, cukup mengancam bagi band-band lainnya, dimana gitaris yang pernah tergabung di banyak band berbahaya asal Bandung tersebut, punya kemampuan musik yang mumpuni, dan patut diawasi ketika sayatan-sayatan distorsinya diimbangi pula oleh Aries, sebagai vokalis yang punya kemampuan menerjemahkan lagu dengan teriakan maksimal, dan tampilan visual yang juga mengancam.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner