Cosmicburp: Surga Kecil bernama Berhala (Bagian Dua)

Cosmicburp: Surga Kecil bernama Berhala (Bagian Dua)

Tugas kita hanya menjaga keberagaman dengan cara masing-masing, toh negara ini berlandaskan pancasila dan azas berdemokrasi walaupun masih berproses entah sampai kapan. Sehingga setiap individu yang menjadi warga negara memiliki hak-hak prerogatifnya masing-masing. Melalui “Berhala”, Cosmicburp mencoba mengingatkan siapa saja yang pernah merasa, dihina, ditolak, dicampakkan, diacuhkan, diperisak, dicap, diadili dan seterusnya, untuk tetap menjadi manusia yang baik seutuhnya. Tak perlu risaukan perihal sikap atau opini orang lain berkata apa, terlebih jika kau nyaman dengan dirimu sendiri. Apapun bentuknya dan perkaranya jadilah dirimu sendiri. Soal moral yang dipegang teguh oleh kebanyakan orang, hanya untuk orang biasa. Tidak berlaku dengan dirimu!

 

Lakukan Apa Saja yang Menjadi Kehendak-Mu

Tembang ini menjadi penutup manis di penghujung tahun 2019. Sebuah single dengan muatan sosialis, humanis dan kritik menghujam di penggalan liriknya. Membuat pendengar menantikan, apa lagi kejutan berikutnya dari Cosmicburp. Seorang soloist muda yang mampu berpikir kritis melewati umurnya dan mencurahkannya dengan lirik yang tajam dalam struktur musik bernuansa alternative rap yang enak didengar.

Shit happens anyway, anyhow, anywhere, anyform and anytime. Ibarat film yg twisted-nya mindfuck. Plot serta premise yang dibiarkan, atau dibuat se-misterius mungkin. tertutup rapat-rapat. Itulah hidup. Konsep kehidupan itu akan berjalan, terjalin dan terlahir dari keseimbangan.

Tidakpun juga menyudutkan mereka yang serta merta men-cap dan melabeli orang lain dan tidak berkaca diri. Bersyukurlah karna tidak ada yang benar, tidak ada hal yang tidak salah juga benar maupun sebaliknya. Ada orang waras, orang  gila, orang bodoh, pintar, beredukasi dan tidak. Hal-hal ini adalah bagian dari keseimbangan itu sendiri.

Seorang seniman bernama Aming pernah bicara begini dalam satu sesi podcast di kanal YouTube milik mantan ahli sihir yang beralih profesi, “kiamat akan datang ketika situasi di dunia dalam keadaan tenang. Tidak ada perang, penyakit dan bencana di muka bumi. Sebaliknya yang terjadi saat ini, dunia dan makhluk hidup terutama manusia masih dalam keadaan senang, saling adu dan tebar terror,  genderang perang berkecamuk, penyakit merajalela, dan haus darah atas kuasa masih berlangsung.”

Jadi, tenang saja kiamat masih jauh. Kurang lebih seperti itu.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner