Cosmicburp: Surga Kecil bernama Berhala (Bagian Dua)

Cosmicburp: Surga Kecil bernama Berhala (Bagian Dua)

Artwork didapatkan dari siaran pers.

Bagi yang berpikir dan bersikap terbuka, diberi sebuah cap tidak mencirikan orang timur, ke-barat-barat-an, sekuler atau neo-liberal. Memilih untuk tampil berbeda sedikit, melenceng, eksentrik, dan menjadi bagian dari kaum minoritas secepat kilat siap-siap diserbu cap dan stigma. Contoh lain, pemotongan paksa rambut mohawk dan larangan berkreasi anak punk di Aceh.

Ironisnya, mereka yang sebagian besar sering mencap dan melabeli orang, berlatarbelakang cukup baik dari segi pendidikan, jabatan, hingga status sosial orang tersebut (jika mengikuti sudut pandang mereka). Mereka bahkan berani menyerempet ke ranah privasi, mulai dari agama atau kepercayaan yang dianut, orientasi, maupun profesi yang dianggap tidak baik di mata mereka. Mereka entah secara sengaja atau tidak menggiring dan membentuk opini masyarakat untuk mengikuti mereka.

Cosmicburp menyadarkan kita semua bahwa hanya membuang waktu dan energi saja jika menghardik segala macam hal yang orang lain gunjingkan tentang dirimu. Mungkin untuk sekadar membela diri dan menegaskan bahwa pandangan dan label yang mereka berikan salah untuk sekali saja lebih dari cukup. Sisanya biarkan seleksi alam yang bekerja dengan segala keajaiban.

Cosmicburp merangkum banyak hal. Salah satu yang terpenting adalah tentang bagaimana cara terbaik untuk mencintai diri kita.  Mampu menyadari dan menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri. Perlu digarisbawahi, semuanya kembali kepada proses mencintai diri dan menerima.

Ia juga mengingatkan untuk tidak larut dalam sedih seperti kebanyakan orang. Menjadi orang lain bukanlah solusi terbaik agar diterima oleh lingkungan. Sebaliknya, membuat senang diri sendiri  jauh lebih baik dibandingkan harus membuat senang orang lain di sekitarmu.

Kuncinya, jangan sampai orang lain memaksa merubah diri kita yang malah membuat diri kita tidak bahagia sama sekali. Tetap menjadi pejuang dan bertahan hidup. Meski didera cibiran, caci maki, atau cap sekalipun.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner