Berburu Baju Lebaran di Kota Ke Sembilan, Ciamis

Berburu Baju Lebaran di Kota Ke Sembilan, Ciamis

Area DCDC Marketplace ini tidak luput jadi incaran, mengingat hari lebaran sudah semakin dekat, dan budaya kadung terbiasa dengan membeli pakaian baru untuk dipakai di hari raya.

Musik dan Fashion, keduanya menjadi satu hal yang saling berhubungan, ketika peran fashion menjadi satu bentuk pernyataan dan kebanggaan orang yang memakainya. Seperti misalnya seorang yang menggemari musik metal, mungkin akan menyatakan dirinya dengan gaya berpakaian yang dia kenakan, lewat kaus-kaus band metal kesukaannya, atau lewat logo-logo yang identik dengan musik cadas semacam itu. Beberapa band yang sadar akan adanya “fashion statement” semacam itu mengaplikasikannya lewat merchandise bandnya. Pada perkembangannya, merchandise band semacam ini cukup ditata baik dengan manajemen yang baik pula, sehingga band juga punya tambahan penghasilan dari merchandise tersebut, selain dari hasil manggung dan penjualan album mereka.

Menariknya, beberapa orang musisi yang cukup concern akan sebuah brand image, mengaplikasikannya lewat bisnis clothing line miliknya sendiri. seperti misalnya Agung, gitaris Burgerkill yang punya brand Hellfrog, lalu ada juga Indra Gatot, vokalis dan gitaris Rosemary, dengan Fat Free City nya, Abah Andris, drumer dari Nectura dengan Cowboy From Hell nya, dan Gebeg, drumer dari Taring dengan brand Anti-Class miliknya, dan masih banyak lagi musisi lain dengan brand miliknya.

 

Gelaran DCDC Sahur Nikmat On The Road, tidak hanya menghadirkan musik saja, tapi juga diisi dengan area tenant clothing, yang menjajakan pakaian dari berbagai macam brand. Beberapa diantaranya ada yang identik dengan musisi di belakangnya, dan beberapa lainnya tidak. Ada banyak cerita menarik dibalik brand-brand clothing tersebut, seperti misalnya Fat Free City. Vokalis dan gitaris Rosemary, Indra Gatot menamakan brand nya Fat Free City dengan dilatar belakangi oleh kecintaannya pada skateboard. Mempunyai misi untuk membebaskan lemak berlebih dengan berolahraga (yang dalam hal ini spesifik ke skateboard), Gatot akhirnya menganalogikan itu dengan nama Fat Free City, yang terukir dalam setiap produk yang dihasilkan brand-nya. 

Jika diulik lebih jauh lagi, brand-brand yang dipunyai para musisi itu bisa tercermin lewat keseharian mereka, seperti misalnya Abah Andris yang selalu identik dengan topi koboy nya, hingga akhirnya dia menggabungkan gaya berpakaian dia dengan hits single salah satu band cadas, Pantera berjudul “Cowboys From Hell”. Atau misalnya Gebeg, drumer “sejuta” band ini dikenal dengan pembawaannya yang supel dan easy going. Hal ini juga tergambar dari band-band yang melibatkannya sebagai drumer, dengan warna musik yang beragam, dari mulai HMGNC dengan musik elektropop nya, sampai bandnya, Taring, yang kental dengan musik hardcore nya. Hal itu pada akhirnya tergambar juga lewat brand pakaiannya yang diberi nama Anti-Class, dimana apa yang diyakini Gebeg tentang indahnya perbedaan diterjemahkan juga lewat nama Anti-Class.

 

Para musisi dari ragam latar belakang musik berbeda, dari mulai punk, hardcore, sampai metal ini, punya satu semangat yang sama dengan DCDC lewat pernyataan sikap berbeda-beda bersama-sama, yang kemudian hal itu diaplikasikan dalam ragam produk di DCDC Marketplace, yang hadir dalam gelaran DCDC Sahur Nikmat On The Road. Area DCDC Marketplace ini tidak luput jadi incaran, mengingat hari lebaran sudah semakin dekat, dan budaya kadung terbiasa dengan membeli pakaian baru untuk dipakai di hari raya.

BACA JUGA - 4 Presiden dan Suguhan Manjur Pelipur Lapar di Cianjur

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner