Apa Itu ‘Maxi-Single’? Mengapa Musisi Luar dan Toko Musik Sering Menyebut Istilah Ini?

Apa Itu ‘Maxi-Single’? Mengapa Musisi Luar dan Toko Musik Sering Menyebut Istilah Ini?

Di pertengahan dekade 90-an, ‘terjangkit’-nya anak muda Inggris ke dalam berbagai komunitas modern-dance, berdampak pada melonjaknya minat anak muda se-Inggris Raya (selain anak band) terhadap CD maxi-singles, yang khusus berisi satu atau dua lagu saja (CD untuk latar mereka nge-dance).

Durasi untuk satu lagu urban-dance masa itu bisa kisaran sepuluh hingga belasan menit – pihak stasiun radio mulai mengeluhkan format panjang ini. Melihat adanya potensi pasar, para label pun melobi various artists lokal untuk membuat rilisan CD maxi-singles secara resmi. Tujuannya agar rilisan menjadi legal dan menguntungkan kala dijual.


Contoh CD maxi-single (ukuran 5 inci) yang sempat sangat populer di Inggris (sumber foto www.store.dmc.com)

Di sisi lain, kebijakan ini menjadi keluhan pula, bagi pihak musisi professional di luar aliran dance. Penyebabnya, format rilisan CD maxi-single ala musik urban-dance justru menyulitkan minat mereka untuk merilis album berisi banyak lagu. Mereka mulai terpikir untuk menyertakan format CD sebagai rilisan album, di samping kaset semata.

Maka, para label dan investor segera membuat kebijakan terbaru perihal wacana ini – meski baru bisa diterapkan beberapa tahun berikutnya. Memasuki akhir dekade 90-an, perubahan dimulai dari sektor packaging. Para label tidak lagi memukul rata rilisan maxi-single – di mana format kunonya berupa satu CD berisi satu lagu; hanya untuk repeat-play.

Akhirnya, satu rilisan bisa terdiri dari dua keping CD. Format double-disc mulai jadi alternatif para band untuk merilis album penuh dengan format selain kaset. Di sini, era audio CD mulai merebak. Perubahan standarisasi keping CD (hingga muat menyimpan 800 megabytes data) memuluskan kerja sama para label dengan pengasuh stasiun televisi.

Tiga pihak ini mulai merilis VCD kompilasi berisi kumpulan vidio klip dari single-hits setiap band/musisi. Mereka juga mulai memberlakukan format bokset (set-box). Satu paket rilisan bisa terdiri dari 2 CD (1 album) plus 1 VCD (kompilasi vidio klip). Ada juga rilisan box-set berformat 2 CD plus 1 vinyl, atau 2 CD plus 1 keping DVD. Menarik, namun harganya sangat tinggi. Tidak semurah harga satu rilisan maxi-single – yang saat itu justru mulai ditinggalkan dan dianggap usang.


Contoh rilisan box-set; yang harganya mahal itu, loh! (sumber foto www.amazone.com)

BACA JUGA - Istilah ‘Maxi-Single’ Kini Antara Hidup & Mati Dalam Bisnis Musik Dunia

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner