Apa Itu ‘Maxi-Single’? Mengapa Musisi Luar dan Toko Musik Sering Menyebut Istilah Ini?

Sumber Foto: https://hkassir.deviantart.com/art/Digital-Music-2-214015998

Ternyata istilah 'maxi-single', masih ramai digunakan dalam kamus anak band – tahukah kita artinya? (Bagian kedua)

ERA “COMPACT-DISC (CD) MAXI-SINGLES” (1990-2000’s)

Memasuki dekade 90-an, teknologi cakram (CD) mulai banyak digunakan sebagai evolusi dari zaman vinyl dan kaset. Namun formatnya masih berbeda ukuran, ada yang diameternya kecil, 3 inci (7,6 cm – mirip sebesar floppy disk), dan ada yang agak lebih besar, 5 inci (12,7 cm). Sebagaimana vinyl, semakin lebar diameternya maka semakin besar pula kapasitas penyimpanannya.

Contoh CD maxi-single band QUEEN (ukuran 3 inci) produksi label EMI Music (sumber foto www.ein.com)

Sayangnya, biaya fabrikasi massal untuk CD ukuran 5 inci saat itu masih terlampau mahal. Maka, untuk membuatnya lebih murah, maka pada 1998, Komite Pengawas Charts Inggris Raya mendaratkan kebijakan, bahwa total kapasitas durasi pada CD lagu dikurangi, dari yang asalnya mampu menyimpan lagu hingga 40 menit, menjadi 20 menit saja.

Di tahun yang sama, kapasitas durasi maxi-singles pada vinyl tetap dipertahankan, maksimal 40 menit per side – salah satunya untuk mengembangkan subkultur disc jockey (serta skena musik disko), sekaligus ‘menyelamatkan’ nasib pabrik-pabrik vinyl di Inggris dari kebangkrutan mendadak, apabila semua orang beralih ke CD. FYI, saat itu seluruh DJ masih menjadikan vinyl sebagai storage utama.

Dampaknya cukup ‘fatal’, skena musik dance yang sedang mewabah saat itu, terpaksa menikmati ending-part lagu-lagunya dengan sistem fade-out, kala dirilis dalam bentuk CD maxi-single. Alhasil para DJ asal Inggris kesulitan menjual rilisan CD ke Amerika Serikat dan Eropa, karena DJ di luar Inggris tidak suka fade-out. Terlebih untuk urusan membuat kolaborasi mixtape antar negara.