Album Mini 'Zirah', Sebuah Manifesto

Album Mini 'Zirah', Sebuah Manifesto

“Merduka” acap kali dianggap sebagai kesalahan penulisan. Typo. Padahal, judul lagu ini merupakan konstruksi atas kata "merdeka" dan "berduka" yang diharapkan mampu memberikan perspektif baru tentang kemerdekaan. Selain sinisme, entah pesimis atas berbagai hal carut marut yang terjadi di negara yang akan berulang tahun ke 75 di tahun ini. Hal ini disampaikan dan memiliki arti tersendiri, seturut yang disampaikan Anissa Yasmin (bassist Zirah), “Merdeka bukan hanya mengartikan usainya masa penjajahan suatu bangsa. Kemerdekaan juga bisa diimplikasikan dengan kebebasan individual atau kemerdekaan pribadi, yang sebetulnya pelik terwujud selama manusia masih hidup dengan berlandas pada beribu asas semata, seperti agama, pekerjaan, aturan, dan lain-lain”.

“Kemerdekaan adalah kematian”, tambah Yasmin. Ketika manusia mati, mereka lepas dari segala keterikatan duniawi. Kematian, menjadi obat terbaik dari segala “penyakit” yang ada di dunia ini. Sembuh setelah mati. Merdeka setelah tiada.

“Merduka” juga dilepas melalui medium yang sama, secara digital lengkap beserta video lirik yang diilustrasikan oleh Ula Zuhra dan disunting oleh Trisha Amanda. Keduanya dirilis pada hari peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia, yakni 17 Agustus 2019 silam. Lagu ini lahir bukan untuk mengglorifikasi kematian atau mengolok-olok kemerdekaan, tapi sebagai citra baru tentang kebebasan manusia dan peringatan tentang ketidakmerdekaan manusia sebelum menjemput kematian.

MERDUKA

Tiada bebas yang nyata
Semua yang kau percaya
Hanyalah dusta
Merdeka itu mati

Jika merdeka, merdeka
Maka ku berduka, berduka
Jika merdeka, merdeka
Maka ku berduka, berduka

Mencari emansipasi otonomi
Menuju kehidupan
Kekal abadi
Merdeka adalah mati

Jika merdeka, merdeka
Maka ku berduka, berduka
Jika merdeka, merdeka
Maka ku berduka, berduka

-----

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner