Album Kompilasi ‘Interaksi Hati’ dan Kenangannya Hingga Hari ini

Album Kompilasi ‘Interaksi Hati’ dan Kenangannya Hingga Hari ini

Bandung memang gudangnya orang-orang kreatif. Selalu ada saja hal bisa dibuat hingga melahirkan kenangan yang selalu diingat.

Bicara masalah rilisan album, dari tahun  ke tahun Bandung selalu saja bisa melahirkan rilisan-rilisan baru. Tapi sekarang kita mencoba menggali kenangan tentang salah satu rilisan album kompilasi, yang lahir dari komunitas klab ngobrol Interaksi Hati (ISI) dan Pabrik Ide.

Sedikit cerita, dua komunitas itu hadir dengan latar belakang yang berbeda, namun pada akhirnya bersatu karena mempunyai Roots dan Passion yang sama. Sama-sama menyukai musik-musik era 90-an, dunia literasi, dan diskusi, juga tentunya, sama-sama bergerak atas dasar kesenangan dan saling menyenangkan.

Tahun 2009, dua buah komuniitas ini, Interaksi Hati (ISI) dan Pabrik Ide bekerja sama untuk merilis sebuah album kompilasi berjudul Interaksi Hati, yang diisi 19 band dari berbagai kota di Indonesia, dengan berbagai macam genre musik, dan menariknya, CD ini digratiskan pada 100 keping pertama CD kompilasi ini. Album ini banyak mendapatkan apresiasi positif dari 'khalayak indie' Bandung dan Indonesia. Dengan banyaknya repeat order dari berbagai kota.

Kemudian, dua tahun paska dirilisnya album kompilasi ini sekitar tahun 2011, Interaksi Hati (ISI) dan Pabrik Ide kembali merilis album kompilasi yang kedua dengan judul Interaksi Hati #2. Tapi di album ini mereka sepakat untuk membuat Label Record yang bernama ISI Record. Memang dasar diisi orang-orang kreatif, album kompilasi ini pun berbeda dengan album yang tedahulu.

Di album kompilasi kedua ini lebih kaya secara isiannya, karena bukan hanya diisi oleh kumpulan lagu-lagu berformat audio saja, tapi album ini menyuguhkan band-band dengan format video. Bahkan bukan hanya itu saja, packaging album ini pun terbilang unik. Selain album ini menggabungkan dua karya media musik (Audio dan Video), album ini pun dibalut dengan kemasan fashionable berbentuk Tas dari Bahan Flannel, yang didalamnya terdapat sebuah buku berjudul "MANTRAFAKTAKARYARANASUARA", yang membahas tentang pandangan mereka terhadap pergerakan Musik Indie Indonesia.

Lagi-lagi album ini mendapatkan apresiasi luar biasa dari berbagai kalangan. Mungkin karena konsep album ini yang jarang, atau mungkin tak pernah terpikirkan oleh orang lain. Dua komunitas itu memang tidak ada matinya untuk masalah kreatif. Karena mereka bukan hanya bicara tentang kreatifitas, tapi mereka sendiri yang membuat kreatif itu terjadi.

Sumber foto Header : https://interaksihati.wordpress.com 

Sumber foto artikel : http://1.bp.blogspot.com

BACA JUGA - Semangat ‘Indie’ Adalah Warisan Leluhur

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner