Album Debut Black Horses, 'Ballads of the Freedom Youth', Era Baru Rock Indonesia? (Bagian Satu)

Album Debut Black Horses, 'Ballads of the Freedom Youth', Era Baru Rock Indonesia? (Bagian Satu)

Track berjudul “Death Call Declined” dipilih sebagai pembuka album Ballads of the Freedom Youth. Gemuruh riff gitar Gibson Les Paul yang dimainkan oleh Kevin Indriawan menghantam gendang telinga di sayatan pertama. Bertempo lumayan cepat dan sedikit menggebu. Cukup menderu. Sebuah pilihan tepat menempatkannya di awal dari debut Black Horses. Ada sedikit cerita tentang vokalis lama mereka, Rafi Syachdan di balik lagu ini. Ia yang sempat kena musibah, mengalami kecelakaan hingga merasa dekat dengan kematian dan mendaku bahwa rock’n’roll-lah yang menyelamatkan nyawanya. Entah atas pertimbangan apa, mungkin kuasa “Devil at The Crossroad” yang memintanya, malaikat pencabut nyawa yang akrab mengurusi perkara soal ini, Azrael seakan-akan menjauh, enggan mencabut nyawa Rafi. Layaknya Robert Johnson dan sederet pengikut setelahnya, mungkin perjanjian Rafi dan “sosok di persimpangan jalan” ini berbunyi lain. Belum saatnya.

Album berlanjut dengan lagu “Man-made Devil”. Senada dengan judulnya, lagu ini mengisahkan lelaku manusia, anak cucu Adam dan istri pertamanya, Lilith bukan Hawa (merunut dari kepercayaan Arab Kuno, tertulis dalam Mistik Sufi, Okultisme Modern, Esotericism barat, Mitologi Mesopotamia dan Tradisi Yahudi serta Judaisme) yang menciptakan berbagai macam setan buatan duniawi. Lagu dimulai dengan riff/bassline dari Lucky Azary yang menyiratkan kesan gelap namun begitu bait pertama berbunyi, nuansa kelam terasa perlahan sirna, berganti birama bluesy yang klasik dan konsisten ditimpali penuh distorsi. Cukup solid.

Tak berjeda panjang, lagu ketiga lebih menghentak lagi. Petualangan dari lagu berjudul “Women Song” pun dimulai. Ketukan dan riff yang terdengar ganjil namun kompak di saat bersamaan tidak membuat kepala pendengar terasa pengar seperti menenggak hasil distilasi alkohol buruk semalam suntuk, sambil mendengarkan musik progresif a la King Crimson, Emerson, Lake & Palmer atau Yes yang jelimet. Kebosanan yang biasa dirasakan ketika mendengarkan musik rock rumit berdurasi panjang maupun pendek yang menjemukan, terobati dengan senandung yang diberikan Salim Lubis sang vokalis baru. Ia cukup piawai menunaikan tugasnya dalam memberikan kesan seksi pada lagu ini, tanpa menghilangkan esensi rock purba yang diusung.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner