Akselerasi Maksimum Band-Band Pinggiran Bandung

Akselerasi Maksimum Band-Band Pinggiran Bandung

Forwar menjadi band berikutnya yang tampil. Seperti namanya (menurut interpretasi saya) Forwar dibuat memang untuk ‘perang’. Dengan serangkaian senjata dalam bentuk gitar, bas, dan drum, mereka bahu membahu memberikan peluru bagi sang vokalis melontarkan serangan bagi penonton. Kolaborasi distorsi dan ngebutnya hentakan drum jadi sesuatu yang menarik untuk disaksikan, atau setidaknya bagi siapapun yang butuh suntikan energi, lewat musiknya mereka memberikan itu. Hingga akhirnya acara dihentikan sejenak untuk menghormati umat muslim melaksanakan ibadah shalat Maghrib.

Disela-sela break saya sedikit berbincang dengan salah seorang yang mengaku tergabung dalam komunitas Selatan Bersatu. Dari dia saya mendapat informasi jika band-band yang tampil hari itu beberapa diantaranya lahir di beberapa studio di daerah Soreang, hingga akhirnya karena kedekatan personal antar masing-masing personil band tersebut, mereka membuat wadah bernama Selatan Bersatu. Satu hal yang layak diapresiasi dengan semua pergerakannya, mengingat hal itu penting bagi perkembangan ranah musik independen dimana pun itu, termasuk di kawasan Bandung Selatan, seperti Soreang.

  

Sekitar pukul setengah delapan malam, acara diteruskan dengan sharing session bersama Bebi Beside. Bebi yang mewakili bandnya, Beside, didaulat untuk menjadi pembicara seputaran Wacken Metal Battle Indonesia, dimana Beside sendiri menjadi finalis yang berhasil mengantongi ‘tiket’ untuk tampil di Wacken Metal Battle, Jerman pada tahun 2017 lalu. Pembahasan dimulai runut dari mulai Beside masih menapaki karir di kawasan Ujungberung bersama dengan kolektif Homeles Crew yang banyak melahirkan band-band metal terbaik yang pernah dilahirkan tanah pasundan pada era 90an, seperti Burgerkill, Jasad, Forgotten, hingga Beside itu sendiri.

“ketika manggung jangan berharap menang. Main lepas aja, biar tidak terbebani”. Kutipan itu dilotarkan Bebi ketika menanggapi pertanyaan tentang tips n trick agar bandnya bisa lolos ke Jerman, dan manggung disana, dihadapan ribuan para metalhead seluruh dunia. Selain itu, sedikit nostalgia dari Bebi tentang sudut-sudut tempat di kota Bandung yang dijadikan tongkrongan bagi anak-anak band era 90an dulu, menjadi obrolan ringan yang menyenangkan, hingga mereka bisa melahirkan kolektif untuk menggelar acara di GOR Saparua. Sebuah tempat legendaris yang dijadikan arena bersenang-senang bagi semua band yang lahir di era itu. Bahkan ada satu ungkapan jika ada band yang belum manggung di Saparua, itu belum sah disebut anak band.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner