Addy Gembel: "Saya Butuh Musuh, Ruang Tidak Nyaman, dan Kegelisahan"
Bagian pertama wawancara dengan Addy Gembel, vokalis dari Forgotten.
Perbincangan ini berawal ketika saya tertarik dengan apa yang pernah Addy Gembel utarakan, ketika tahun 2013 dia harus meninggalkan Indonesia untuk pindah ke sebuah negara di tengah Samudera Hindia, Seychelles, dan berpisah dengan kehidupannya sebagai vokalis band Forgotten. Menarik ketika dia melontarkan sebuah ungkapan, saat dia mengibaratkan dirinya seolah "setan yang dibuang ke Surga, dan dipaksa menceritakan indahnya Surga dari perspektif nalar Neraka", yang pada saat itu bandnya mengharuskan dia menulis lirik untuk materi album terbaru Forgotten, Kaliyuga.
Dihadapkan pada sebuah negara yang baru merdeka di tahun 1978 ini, setelah lebih dari tiga abad di bawah koloni Perancis dan Inggris, yang luas negaranya hanya sebesar Pulau Bali, dengan populasi yang kurang dari satu juta jiwa, dan dilihat dari struktur sosial, yang nyaris tanpa persoalan di negara ini, membuatnya seperti kebingungan ketika diharuskan untuk menulis lirik, yang jika dilihat dari kebiasaan, atau pola dia pada proses kreatif dia, yang terbiasa merespon situasi yang secara langsung berhadapan dengan dia. Dia seperti buntu untuk menulis lirik karena nyatanya di negara ini nyaris tidak ada kegelisahan, yang bisa dia tumpahkan pada lirik lagunya.
Saya berkesempatan mewawancarai Addy Gembel tentang cerita dibalik album Kaliyuga, dan hal-hal menarik lainnya, yang bisa ditangkap dari apa yang dia tulis di album tersebut.
Comments (2)