Ada Hal Tentang Musik Yang Tidak Lagi Menarik Untuk Dibahas

Ada Hal Tentang Musik Yang Tidak Lagi Menarik Untuk Dibahas

Ada yang berpendapat main musik ya main musik saja, tanpa harus menjadikan musik sebagai mata pencaharian utama, yang ditakutkan akan ‘mengotori’ esensi dari musik itu sendiri, dimana musik lahir karena passion

Mengawali tulisan ini dengan mengutip pernyataan Friedrich Nietzsche yang mengatakan jika “tanpa musik, hidup adalah sebuah kesalahan”. Satu kutipan yang diamini oleh banyak orang yang memang bersentuhan langsung dengan musik, seperti pelaku musik (musisi) nya itu sendiri, juga penikmat atau pendengar musik. Musik adalah perasaan yang bisa didengarkan, maka dari itu banyak orang yang merasa terwakili oleh musik karena atas dasar perasaan itu tadi, yang terwakili lewat nada dan irama yang harmonis dalam struktur sebuah lagu. Sulit rasanya untuk percaya jika ada orang yang tidak pernah mendengarkan musik. Mengutip yang pernah Alm. Harry Roesli ucapkan, “minimalnya setiap orang pernah bernyanyi atau mendengarkan lagu kebangsaannya sendiri, kalaupun memang musik popular terasa asing di telinganya”

Menghubungkan musik dengan sebuah momentum peringatan ‘Hari Musik Nasional’ yang diperingati setiap tanggal 9 maret mendatang di Indonesia. Kenapa tanggal 9 maret? Karena tanggal itu diambil dari hari kelahiran W.R Supratman sang pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, sebagai bentuk penghargaan untuk beliau. Tujuannya dibuat Hari Musik Nasional sendiri sebenarnya bagus, mengingat musik sudah begitu erat kaitannya dengan kehidupan setiap orang dimanapun itu. Namun ketika momentum peringatan Hari Musik Nasional hanya dijadikan sebagai sebuah wacana saja, apakah esensinya masih ada? Seperti kebanyakan momentum hari peringatan lainnya yang begitu banyak dibahas orang namun menjadi nir makna, dan berakhir sebagai sebuah judul saja.

Bukannya musik Indonesia tidak bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, namun apresiasi akan sebuah karya musik yang bisa dibilang sedikit ‘menyedihkan’, dengan bentuk penghargaan yang terasa sangat kurang. Tentang pembajakan misalnya. Berbicara tentang pembajakan, maka kita akan berbicara tentang masalah yang rasanya tidak akan selesai, jika tidak ingin dikatakan mustahil. Menjadi ironis sekaligus naif jika pada zaman digital seperti sekarang ini, kita hendak menahan arus pembajakan itu, dimana pilihan mendengarkan lagu bisa dengan satu kali klik download (gratis) dan lagu pun bisa dinikmati.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner