A Page About:

A Page About: "Mengotori" Khasanah Berbahasa ala Jimi Multhazam

Jimi adalah pujangga jalanan yang berpuisi dengan asap knalpot dan membuat awan menjadi hitam.

“Apakah Aku Ada di Mars Ataukah Mereka Mengundang Orang Mars” adalah sebuah lagu dengan lirik catchy, yang pada akhirnya membawa Jimi dalam urutan lirikus berbahaya yang dimiliki negeri ini. Jimi berbahaya justru tidak dengan kalimat “coba bertanya pada rumput yang bergoyang”, atau “malu pada semut merah”. Seringkali, lirik yang dia buat adalah hal biasa yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Bagaimana ketika dia masih bisa bersenang-senang dengan disko daruratnya, sampai ketika dia tidur di manapun, bermimpi kapanpun. Jimi bisa menggambarkan satu cerita dalam sebuah padanan kata yang enak dinyanyikan.

Lebih dari itu, Jimi bisa memadukan dua kata biasa menjadi luar biasa dalam sebuah kalimat di lirik lagunya, seperi halnya "Disko Darurat". Jimi adalah pujangga jalanan yang berpuisi dengan asap knalpot yang mengepul dan membuat awan menjadi hitam mengotori angkasa. Dia "mengotori" khasanah berbahasa yang digambarkan oleh perumpamaan wajah cantik dan rembulan malam. Dia ada untuk menulis hal yang bisa dilihat setiap harinya, untuk tidak berlebihan bercerita tentang banyak hal yang luput dari pandangan banyak orang. Jimi bernyanyi dengan entengnya tentang gambaran keseharian dari sudut pandang yang sederhana. Tidak dengan kiasan indah nan menjerat hati yang rapuh oleh sebuah rayuan pujangga kelas kambing. Jimi adalah tokoh yang bisa digambarkan dari semua yang terekam tak pernah mati.

BACA JUGA - A Page About: Lagu Pengantar Kematian dari Efek Rumah Kaca

Jimi seakan hidup di dua dunia, antara The Upstairs dan Morfem. Di The Upstairs, Jimi banyak bereksplorasi, dari mulai musik, output di panggung, sampai cara dia membuat lirik lagu. Sedangkan di Morfem, Jimi seakan menghadirkan kembali romantisme masa mudanya, yang diaplikasikan ke dalam band Morfem. Lagu “Roman Underground” misalnya, yang berkisah tentang keseruan sepasang kekasih menikmati gigs musik berdua, melewati malam penuh romansa, namun ditangkap dari kacamata penikmat band-band indie, atau katakan saja kaum hipster urban ibu kota. Sudut pandang yang menarik, ketika sebuah romansa tidak digambarkan dengan sebuah makan malam mewah, dengan output jas dan gaun yang dirancang oleh desainer mahal. Jimi bisa menangkap memoar manis kala dia menjadi salah satu orang yang ada dalam pusaran pit di gigs, yang memorable untuknya. Sampai akhirnya, memoar manis itu dia tuangkan dalam sebuah lagu.

Foto diambil dari: https://jimijimz.files.wordpress.com

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner