A Page About : Happy Birthday In Heaven Ivan Scumbag

A Page About : Happy Birthday In Heaven Ivan Scumbag

Sumber foto : diambil dari akun instagram @ebenbkhc

Dua dekade lebih usia band ini berdiri, dan mungkin pada dua dekade selanjutnya sosok Ivan akan selalu ada, sebagai seorang yang hadir dengan keresahannya dalam setiap lirik yang dia tulis.

Ada satu kalimat dalam potongan lirik lagu Burgerkill berjudul “Tiga Titik Hitam”, yang jika didengarkan lebih dalam lagi bisa menghasilkan sensasi luar biasa, terkait pekatnya aura lagu itu. Terlebih ketika menghubungkan itu pada mendiang Ivan Scumbag, sebagai orang yang bertanggung jawab sampai akhirnya lagu itu punya aura yang kuat, dan setiap notasi pada lagu itu seakan tidak bisa terlepas dari sosok Ivan, hingga “ruh” nya seperti melekat dan menjadi tidak terpisahkan. Potongan lirik yang berbunyi “Lepaskan diri jatuh membusuk. Biarkan aku hilang...” yang diteriakan Ivan menjadi relevan dengan apa yang terjadi hari ini, ketika sosoknya “hilang”, dalam artian terpisah ruang dan waktu. Meskipun jiwanya masih ada dan melekat dalam lagu itu.

Bohong rasanya jika tidak merinding mendengarkan lagu tersebut. Ada balutan emosi dan kedalaman makna pada lagu tersebut, karena ditulis dengan “nyawa” di setiap kata-katanya. Latar belakang Ivan yang tumbuh besar dengan kerasnya kehidupan di Ujungberung, diantara kesemrawutan pasar, dan berjibaku dengan dirinya sendiri diantara ilusi harakiri pasca polemik dalam mimpi. Ada amarah dalam tiap garis urat leher dan kepalanya, yang terlihat kala Ivan membawakan lagu ini. Seakan itu adalah penghabisan dari dirinya untuk menghajar semua hal yang membuatnya muak. Sampai akhirnya dia telah melewati pertempuran dengan dirinya sendiri, dan akhirnya berdamai dalam tidur panjangnya. Tidak ada lagi amarah yang telihat dari sosoknya, ketika di atas sana dia telah menemukan apa yang dia cari, dan menyisakan artefak rekaman suaranya lewat beberapa lagu Burgerkill.

Dua dekade lebih usia band ini berdiri, dan mungkin pada dua dekade selanjutnya sosok Ivan akan selalu ada, sebagai seorang yang hadir dengan keresahannya dalam setiap lirik yang dia tulis. Sosoknya yang seolah menjadi “nabi” bagi para penggemarnya tersebut, tidak jarang membuat penggemarnya menjatuhkan air mata, diantara kepalan tangan di bibir panggung ketika Burgerkill tampil. Tentunya bukan air mata hasil problematika drama asmara “kids zaman now”, tapi air mata yang terwakili dengan lirik-lirik lagu yang Ivan tulis. Ada kedekatan emosional hingga hal itu menjelma menjadi luapan perasaan, yang terlukis lewat air mata tersebut. Selama air mata itu tidak turun untuk sesuatu yang salah, maka biarkan saja itu mengalir, sebagai bentuk penegasan jika kita manusia yang punya naluri dan hati. Atau anggap itu sebagai bentuk penghormatan kepada Burgerkill, karena lewat lagunya, kita diperdengarkan dengan satu bentuk labirin diantara amarah dan kekecewaan, sampai akhirnya itu menjadi siklus, sirkus, hingga senang, sedih, dan marah, menjadi tiga titik hitam masing-masing orang yang bernyawa.

Hari ini, 19 April 2018, lewat sebuah unggahan di media sosial instagram, Eben, sang teman karib Ivan, sekaligus gitaris Burgerkill, menghadirkan kembali sosok Ivan dalam ingatan para penggemarnya. Hari ini Ivan berulang tahun, dan sosok si pelantun “Anjing Tanah” dan “Sakit Jiwa” ini kembali hadir. Belasan tahun kebelakang ketika Ivan berteriak “Sakiiit Jiwaaaa...” kembali terdengar jelas, dan masih relevan hingga hari ini. Sampai akhirnya Vicky Mono hadir meneruskan estafet mendiang Ivan Scumbag, sebagai orang terdepan di tubuh Burgerkill, menyuarakan keresahan dan kemarahannya, diantara sayatan distorsi tebal dari gitaris Eben dan Agung, serta bangunan kokoh dari barisan ritmis basis Ramdhan, dan ngebutnya drumer baru mereka Putera. Band ini akan tetap berbahaya dengan album barunya, yang menurut istilah yang diutarakan oleh Agung, album ini seperti pasukan militer lengkap, dimana semua angkatan, darat, air, udara, siap bertempur. Album ini punya semua peluru yang dibutuhkan dalam setiap peperangan yang akan dijalaninya. Dan di atas sana Ivan tersenyum, karena teman-temanya masih punya semangat yang sama, ketika hari pertama mereka membuat band ini, saat Kimung, Ivan, dan Eben sering bertemu di ruangan BP di sekolahnya. Tiga anak “nakal” ini adalah yang mengarsiteki Burgerkill hingga menjadi monster berbahaya sampai hari ini. Dan kembali ke Ivan, seperti apa yang ditulis Eben dalam caption instagramnya, “from our hearts you’re never gone. We’ll always miss you”.   

BACA JUGA - A Page About: Tuhan yang Seperti Apa yang Seharusnya Mati?

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner