A Page About - Glenn Fredly : Ayo Kembali Ke Timur!

A Page About - Glenn Fredly : Ayo Kembali Ke Timur!

Dibalik sosok romantis pria ini, ada sebuah kharisma yang bersanding dengan sebuah sikap kritis. Glenn Fredly membawa sebuah optimistik untuk negeri, merajut komunikasi Nusantara yang pernah nyaris putus. 

Sejak muda, aneka permasalahan sosial dan konflik horizontal di tanah air ini, tak hanya menjadi background dan concern, namun juga sekaligus ‘sahabat’ baginya. Pria pemilik nama lengkap Glenn Fredly Deviano Latuihamallo ini dikenal sebagai salah satu penyanyi pop terbaik Indonesia.

Sepak terjang Glenn tidak seperti musisi pop kebanyakan. Pemenang kategori Penyanyi R&B Terbaik AMI Awards (2001 silam) ini tidak melulu bicara asmara melalui musiknya. Sudah sejak lama, lengking suara pria berdarah Ambon ini, turut aktif dalam menyuarakan masalah-masalah dalam negeri – mulai dari kemanusiaan, persamaan hak, isu lingkungan, kesejahteraan, hingga permasalahan identitas anak bangsa.

Mengingat fakta bahwa vokalis kelahiran 30 September 1975 ini telah banyak mempelajari perkembangan dunia pop di Indonesia, (mulai dari era 80-an, 90-an, hingga trend saat ini), ditambah lagi fakta bahwa sejak 2014 dirinya fokus bermusik di platform indie, maka wajar rasanya bila Glenn paham betul, kapan waktu tepat untuk menuangkan kegelisahannya tentang Indonesia ke dalam karya. “Hari ini saya bersyukur, bahwa sesuatu yang bersifat pop ternyata punya kelebihan potensi, khususnya dalam memberi benefit lebih luas lagi untuk banyak kalangan,” ujar penyanyi yang aktif bersama grup Baku Cakar ini. 

Serangkaian konflik yang terjadi di Ambon menjadi rangkaian peristiwa besar yang akhirnya mengubah mindset seorang Glenn Fredly sebagai insan seni. Awal tahun 2000, Glenn nekat pulang seorang diri ke Ambon dari Jakarta, hanya untuk memastikan sendiri kejadian yang saat itu sedang digembar-gemborkan oleh pemberitaan media. Glenn datang tanpa pengamanan apapun, karena keluarganya tinggal di Jakarta.

“Saat itu saya kaget. Hal ini ini tidak seperti ajaran saya sejak kecil, di mana agama malah menjadi kekuatan untuk konfrontasi antar dua belah pihak. Tiga hari di Ambon kala itu, adalah tiga hari terlama dalam hidup saya. Berada di zona konflik seorang diri. Ketika turun dari pesawat, di bandara sudah ada penyekatan jalur. Orang muslim masuk ke jalur kanan, dan jalur kiri untuk orang nasrani. Ini sebuah pemandangan menyedihkan di republik ini,” kenang Glenn. Kondisi ini akhirnya menjadi turn-back point bagi dirinya – di mana musik akhirnya ia jadikan tools untuk menyuarakan sesuatu yang lebih besar ketimbang kisah asmara dua insan.

Seiring berjalannya waktu, Glenn menerjemahkan kegelisahan dan pemikirannya melalui 'bahasa' dari bidang yang 'membesarkan' dia: musik pop. Album bertajuk Luka, Cinta, & Merdeka (2012) pun ia produksi. Isinya beberapa lagu bertema sosial dan isu lingkungan, seperti "Merdeka", "Jakarta", "Aku Dan Sepedaku", dan "Timur".

Pada lagu "Timur", ada potongan lirik yang berbunyi ‘ayo kembali ke timur’. Bagi Glenn, ini adalah himbauan agar kita semakin mengenali ragam identitas bangsa Indonesia yang berada di belahan timur nusantara. Glenn ingin masyarakat yang mencintai Indonesia bagian timur bukan hanya warga negara yang tinggal di sana saja.

“Ada analogi unik yang saya temukan. Indonesia bagian timur itu kan dipenuhi ribuan pulau-pulau kecil. Jadi, sebagai negara kepulauan, Nusantara ini ternyata punya juga loh, representasi geografis. Terletak di bagian timur sana. Ada sebuah ‘Mikro-Indonesia’ di sana, yang sayangnya belum diimbangi dengan meratanya kesejahteraan rakyat,” beber Glenn.

Sebagai orang berdarah Ambon, putra pasangan Hengky David dan Linda Latuihamallo ini tidak ingin ada gap pemisah antara Indonesia bagian barat dan timur. Sehingga spirit dari lagu "Timur" ini bukan semata-mata egosentris Glenn sebagai orang Ambon. Justru sebaliknya, ini adalah bentuk optimistik Glenn terhadap area-area yang sering diidentikkan dengan sentimen negatif. “Kesan Indonesia timur kini lekat dengan aksi separatism ataupun kemiskinan,” lanjut Glenn yang pada 2011 silam merilis lagu "Tanah Perjanjian" bersama vokalis Ras Muhammad – sebagai bentuk prihatin terhadap timbulnya konflik di Papua.

Glenn menekankan bahwa jalinan komunikasi antar masyarakat se-Indonesia perlu lebih harmonis lagi. Tidak peduli se-terpencil apapun suatu lokasi, jika di sana terjadi perbaikan, maka hal ini adalah kemajuan bagi seluruh bangsa Indonesia juga. “Masih banyak titik-titik potensial di tanah air yang sayangnya masih kurang dilihat pemerintah. Jika hari ini lokasi lumbung ikan nasional sudah mampu ‘kembali’ ke Maluku, maka artinya peluang perbaikan negeri harusnya masih bisa lebih banyak terealisasi untuk ke depannya,” tutupnya.

Sumber Foto: Dok. Pribadi Glenn Fredly

BACA JUGA - "Pengadilan Jalanan", Reggae yang Tidak Melulu Seperti Bob Marley

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner