Sekilas mengenai

Sekilas mengenai "Sunyotok by Coki Bolemeyer".

Mewawancarai eks partner band merupakan suatu hal yang baru untuk saya. Di suatu senja saya dan Coki , lebih seperti ngobrol biasa tapi lebih serius jika dibandingkan dengan obrolan saya dan Coki biasanya seputar misteri kosmis dan alien. =)))

Christoper Bolemeyer yang akrab dipanggil Coki akhirnya menelurkan album solo pertamanya "Sunyotok by Coki Bolemeyer".

Kalau disimak dengan seksama isi album pertama gitaris yang sempat kuliah di GIT tapi tidak lulus ini adalah penggabungan dari apa yang ia pernah kerjakan di band-band dia lainnya. Walaupun garis besar albumnya adalah fusion rock, nuansa dan rif dia di NTRL, Black Teeth dan Deadsquad bisa kita rasakan dengan kemasan yang berbeda. Di album yang didistribusikan Demajors ini Coki dibantu oleh drummer Obet dan Jerry yang juga merupakan bassist dari Black Teeth.

BACA JUGA - Mental For Experimental Jetset

Proses perekaman bass & drum di eksekusi di Shoemaker Studio dengan durasi turbo, hanya dua hari. Sedangkan proses take gitar dilakukan di kediamannya yang memakan waktu sekitar 2-3 bulan. Proses pengumpulan materi dan ide dari The Sunyotok by Coki Bolemeyer sebenarnya sudah ada sejak 2014 silam. Waktu ngobrol di kamar hotel sewaktu Deadsquad manggung di luar kota Coki sempat mendengarkan bank riff untuk proyek "solo" albumnya.

Awalnya partner band Coki sebenarnya adalah band pengiring istri Coki untuk suatu pegelaran musik "Suara Bumi" di bilangan Jakarta Selatan. Pada awalnya projek ini berawal dari jamming antara Coki dan drummer Mario yang biasa di panggil "Obet" & bassist black teeth "Jerry". Jadi setelah event Suara Bumi mereka bertiga melanjutkan jamming & latihan untuk projek ini. Walaupun latihan & jamming mereka tidak intens tapi mereka medapatkan chemistry & vibe yang menyenangkan dalam proses pengerjaan materi mereka. Tapi tidak lama setelah album yang didistribusikan Demajors Records ini dirilis, drummer mereka Obet menghembuskan nafas terakhirnya, tepatnya beberapa hari setelah peluncuran album mereka. Album perdana ini merupakan karya pertama dan terakhir Coki berkolaborasi dengan Obet. Pada saat launching album Obet berhalangan menjaga lini pertahanan alias drum karena alasan medis dan mereka dibantu oleh Yadi dari Dua Drum.


"Sunyotok by Coki Bolemeyer " sendiri sebelum mengeluarkan album perdananya hanya sempat tiga kali manggung. Dengan support dari teman-teman dan flow yang smooth saat proses jamming akhirnya album solo perdana dari gitaris yang sempat juga tergabung di band pop 90an "Basejam" ini rilis sebulan yang lalu. Album pertama Sunyotok by Coki Bolemeyer menurut beliau adalah langkah awal dari proyek ini.

Influence Coki di album ini sangat personal terutama Jimi Hendrix jika kita lihat dari estetika album pertama mereka dia ingin menghidupi kembali semangat dari guitar hero-nya tersebut . Selain Hendrix, influence pria bewok dalam penulisan materi di album perdananya yang akhirnya ia selesaikan saat ia berusia 39 tahun ini adalah band-band dia lainya dan band-band yang telah ia tinggalkan karena berbagai macam keterbatasan ruang gerak dan waktu.

Album ini di support oleh Prasna Mudaya dari Shoemaker Studio juga oleh Moko, Nikita Dompas, dll. Coki sendiri tidak ada target atau ekspetasi khusus untuk projek "Sunyotok" ini dia menikmati alur yang menurut dia menyenangkan dan takdir yang akan dilalui "Sunyotok by Coki Bolemeyer".

Vokalis dari band death metal Ibukota, Deadsquad.
Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.
alaiumrecords@gmail.com
www.facebook.com/alaiumrecords

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner