Musisi dan Records Label

Musisi dan Records Label

Di dunia dan juga di Indonesia banyak musisi mendirikan dan menjalankan label rekaman. Sebagai contoh beberapa musisi yang menjalankan label rekaman adalah Phil Anselmo dari Pantera / Down menjalankan Housecore Records yang merilis band – band underrated sesuai seleranya yang rata – rata musiknya jauh dari style Pantera. Lee Dorian dari band Cathedral / Ex - Napalm Death juga menjalankan Rise Above Records yang berbasis di Inggris yang sukses dengan album pertama Ghost – Opus Eponymous yang sukses di pasaran dunia hingga akhirnya band tersebut ditarik major label. Di Amerika, Jacob Bannon pentolan group chaotic hardcore, Converge juga menjalankan DeathWish Inc. Records dengan rilisan Deaf Heaven yang sukses secara penjualan dan mendapat review yang bagus dari berbagai media musik . 

Indonesia sendiri juga tidak sedikit musisi lokal yang menjalankan “bisnis” records label dengan sekala kecil – besar. Di skena indie beberapa diantaranya adalah Arian13 dari Seringai dengan Lawless Records, yang tahun ini merilis album band black metal asal Cirebon Poison Nova. Lawless Records juga beraliansi dengan Stockroom Recording merilis 7” vinyl milik Seringai dan unit chaotic hardcore asal Bandung A.L.I.C.E.. Kedepannya Lawless Records berencana merilis album milik Auman dan Matiasu.

Pelaku industri label rekaman yang juga datang dari kalangan musisi indie, adalah Rekti dari The Sigit dengan Bhang Records-nya yang telah merilis dan memproduseri album dari band beraliran stoner rock The Slave, dalam format analog vinyl  dan pita kaset. Lalu ada pun Sayiba dan Uri, personil Kelelawar Malam yang menjalankan Grieve Records dan sudah mengeluarkan 2 rilisan piringan hitam yang signifikan, yaitu 2 EP (mini album) grup Hip-Hop influential asal Bandung “Homicide”. Mereka merilis ulang dalam format piringan hitam yang penjualannya ludes dalam hitungan jam saja.

Grieve Records merupakan indie label pertama di skena lokal yang merilis piringan hitam di era tahun 2000-an lewat rilisan pertamanya vinyl Kelelawar Malam. Setelah itu, label death metal lokal paling berpengaruh di skena lokal Rottrevore Records yang dijalankan oleh Alm Dwinanda Satrio atau biasa disapa Rio Gendut yang sebelumnya sempat menjadi gitaris  dari berbagai unit death metal berbahaya Bloody Gore, Funeral Inception, dan Disinfected. Masih banyak lagi musisi dari skena metal / hardcore punk / alternative - indie pop rock yang juga menjalankan label rekaman atas dasar passion akan musik yang mereka sukai .

Dapat dibilang, kebiasaan mengumpulkan dan mendengarkan kaset sudah saya mulai sejak sekolah dasar. Dimana kaset merupakan primadona era 90-an dan menjadi opsi utama bagi saya untuk menikmati rekaman musik, karna harganya yang terjangkau dan menjamurnya toko kaset baik skala besar dan kecil membuat kaset mudah di dapatkan, bahkan  beberapa took - toko swalayan pada medio itu juga menjual kaset. 

Keintiman saya dengan kaset lebih dari dua dekade merupakan salah satu pondasi awal mendirikan records label yang saya baptis dengan nama "Alaium Records" dan sejauh ini sudah melisensi serta merilis 23 album band lokal yang saya suka dalam format kaset. Kedepannya Alaium Records juga berencana merilis album dalam format cd dan vinyl. Hasrat  untuk mendirikan records label sudah ada sejak SMU ketika saya mulai intens mengkonsumsi cd / kaset rilisan label lokal  seperti Spills Records, Harder Records , Extreme Soul Production , Rottrevore Records , Movement Records dan masih banyak label rekaman local yang tida bisa saya sebut satu – satu disini. Keinginan saya untuk berkontribusi lebih untuk skena lokaln dengan jalan merilis album dari band – band lokal yang saya suka, dimana rilisan – rilisan tersebut bagi saya juga merupakan  suatu bentuk dokumentasi dari perjalanan karir suatu band.

Sebagian rilisan Alaium Records adalah lisensi dari format cd, kenapa kaset ? karna saya masih cukup intens mendengarkan kaset dan saya ingin mendengarkan album dari band yang saya suka di format pita , desis dan kehangatan output dari pita yang khas bukanlah suatu yang asing bagi kuping saya dan menghadirkan romantisme serta nostalgia bagi saya yang sejak sekolah dasar sudah akrab dengan kaset. Sebagian rilisan lainya hanya murni dirilis di format kaset saja contohnya seperti solo album dari Ade Paloh (Sore - Marsh Kids), Neurosesick – Sic Semper Tyrannis , & Kelelawar Malam – Nokturnal.

Saya menjalankan label ini dengan passion merilis dan mempromosikan band - band yang secara subjektif bagus di kuping saya dan pastinya saya suka dengan music, begitu juga image band dari tersebut. Ada suatu kepuasan dan kebanggaan sendiri jika bisa merilis album dari band yang kita suka. Untuk melakukan hal itu, saya sering menempatkan posisi saya sebagai fans, contohnya ketika Alaium Records merilis Death Vomit, lalu ZOO, Kelelawar Malam, Ade Paloh, dan baru – baru ini Sentimental Moods, karena saya memang nge-fans  dengan music mereka, dan posisi saya sebagai fans memiliki kebanggaan tersendiri dapat melisensi dan merilis format kaset mereka. Dan tentunya menjadi bagian sejarah atau discography band tersebut.

Dari pengamatan yang saya tangkap, banyak musisi yang menjalankan Records label biasanya merupakan musisi yang aktif mengumpulkan / mengkonsumsi rekaman fisik ,mengeksplor dan mempunyai taste yang baik akan musik.  Tidak sedikit dari mereka yang merilis album milik band baru  / “unknown” di skena lokal secera general dan akhirnya album tersebut mendapat respon baik karna memang album itu bagus dengan promosi yang tepat. Usaha untuk mengenalkan dan mempromosikan band unknown / underrated  yang memang berkualitas merupakan suatu poin lebih. Indonesia tidak akan kehabisan band berkualitas,  banyak band – band baru bermunculan ke permukaan dan band lama yang masih aktif  dengan kualitas canggih dari kota – kota yang skenanya terus berkembang seperti Medan, Makasar, Solo, Kediri, Cirebon, Purwokerto, Palembang dll. Band dari daerah - daerah tersebut cukup produktif dalam merilis album fisik, beberapa rilisan Alaium Records berasal dari kota – kota tersebut,  info tentang band – band tersebut saya dapatkan dari jalur korespondensi yang berperan vital bagi saya menjalankan one man label ini  .

Selain membantu promo lewat relasi dengan media musisi selaku pemilik label juga dapat mengenalkan / mempromosikan band - band rilisannya ke barisan fans band mereka masing – masing, tidak sedikit pula fans yang akhirnya mengkonsumsi dan menyukai rilisan – rilisan tersebut. Misalnya dengan saya yang notabene-nya adalah vokalis band death metal, merilis Sentimental Moods / Bottlesmoker / Ade Paloh / ZOO / Roman Catholic Skulls yang musiknya jauh berbeda dengan musik Deadsquad. Pada akhirnya banyak juga fans yang penasaran dengan band yang rilis tersebut lalu mereka penasaran mencari tahu band – band tersebut dan akhirnya jadi suka . ditambah lagi memanfaatkan relasi media dan promosi mulut ke mulut, kalangan musisi & scenester untuk mempromosikan band dari rilisan labelnya.

Foto ; Alaium Records dokumen.

Vokalis dari band death metal Ibukota, Deadsquad.

Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.

alaiumrecords@gmail.com

www.facebook.com/alaiumrecords

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner