Konsisten Sebagai Poser/Sebagai Poser yang Konsisten

Konsisten Sebagai Poser/Sebagai Poser yang Konsisten

"Poser itu justru enak,hidupnya nggak ada beban,nggak ada tuntutan mesti konsisten,apa yang dia suka ya dia ikutin," begitu internal jokes antara saya dan Boni Sidharta, mantan teman seband saya di Deadsquad. Kalau di kancah musik ekstra cadas death metal sebenernya saya poser tapi sudah lima belas tahun lebih saya mengikuti idola - idola saya seperti Brett Hoffman, Glen Benton, Jason Netherton, Jon Nodtveidt, Tomas Lindberg, atau vokalis lokal Addy Gembel, (almarhum) Ivan Scumbag, dan Japs (ex-Siksa Kubur)

Dulu saya membuat fanzine karena ngikutin idola saya Tomas Lindberg (At the Gates, ex-Lock Up), Jason Netherton (ex-Dying Fetus, Misery Index) dan teman-teman di skena lokal seperti Bimo (Undying Music ) dan Ferly (Jasad) dengan Rottrevore zine. Saya mendengarkan musik bergaya d-beat punk awalnya juga karena mengikuti apa yang Tomas Lindberg lakukan dengan Disfear/Skit System. Walaupun awalnya saya dengar Discharge duluan.

BACA JUGA - Dont Kill Your Idol


Saya buat label “ilegal” karena ikut-ikutan pengen kayak Phil Anselmo dengan House Core Records-nya, microphone yang saya pakai sampai saat ini juga sama mereknya dengan yang doi pakai karena melihat merek mic yang di-abused di sleeve kaset Pantera.

Salah satu kelebihan jadi poser yang paling enak bagi saya pribadi yaitu nggak perlu konsisten dan nggak perlu sok stay true. Dengerin dan main musik apa aja lebih fleksibel, bisa lari kemana aja selama fokus dan mungkin total. Sebagai gitaris saya poser berat, karena alasan saya hanya beli dan makai gitar jaguar/jazzmaster paling utama karena gitaris idola saya Kevin Shields  juga menggunakan gitar itu bahkan sampai tremolo /handle saya kustom juga karena pengen mirip dia.


Kalau saya nggak mendengarkan album Loveless ketika SMP mungkin saya nggak akan punya gitar listrik sampai sekarang. Satu hal aneh dari sisi konsumerisme saya sampai membeli vinyl Lonerism dari Tame Impala tanpa pernah mendengarkan band asal Australia tersebut  karena dalam suatu artikel yang saya baca Kevin Shields merekomendasikan band itu sebagai band generasi sekarang yang dia suka. Sebegitu percayanya saya akan beliau. Alasan kedua adalah efek yang digunakan Thurston Moore (ex-Sonic Youth) saya beli tanpa tahu seperti apa karakternya. Prinsip saya punya dulu baru ngerti, contohnya seperti efek turbo rat dan russian muff yang identik dipakai Thurston Moore.

Saya sering jadi vokalis tamu di album band-band teman seperti Speedkill, contohnya karena ikut-ikutan Attila Csihar (Mayhem) yang sering berkolaborasi dengan band - band lain seperti Sunn O))). Kemudian membuat banyak projek band karena ingin seperti salah satu idola saya, Tomas Lindberg.

Saya juga membeli ampli Sunn O))) karena pengen tahu aja kayak apa sih ampli yang dipakai Dylan Carlson (gitaris Earth) karena nama ampli jadi judul album Earth, Sunn Amps & Smashed Guitar.

Awal ketertarikan saya "maen" vinyl  karena membaca interview Otong (Koil) di majalah Ripple dengan kover dia bersama dua orang wanita bergitar, salah satunya Regina (Sieve). Kata otong di interview itu bilang sound di vinyl itu bedanya cukup signifikan dan akhirnya saya dijerumuskan pedagang sekaligus teman saya Budi Deeprock Music untuk membeli turntable pertama saya Lenco L75 dan memang benar sound di piringan hitam membuat saya eargasm dan saya menjadi pemadat cakram padat 10 inci dan 12 inci sampai sekarang. Kalau piringan hitam 7 inci saya nggak terlalu banyak hanya yang benar- benar saya suka aja yang saya beli.

Ya kadang banyak orang memandang rendah "poser" tapi merekalah yang membeli tiket acara, menonton band yang mereka suka dari awalnya ikut-ikutan sampai akhirnya jadi fans beneran, awalnya mengunduh secara ilegal lalu membeli rilisan fisik , awalnya membeli merchandise bajakan karena ketidaktahuan sampai akhirnya membeli merchandise resmi. Saya sempat menjadi  bagian dari mereka dan masih dalam fase itu sampai saat ini, tetap konsisten sebagai poser! 

Vokalis dari band death metal Ibukota, Deadsquad.
Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.
alaiumrecords@gmail.com
www.facebook.com/alaiumrecords

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner