Indonesia International Metal Movement (Part 2)

Indonesia International Metal Movement (Part 2)

Pergerakan internasional terus berlangsung dari tahun ke tahun. Perjalanan Burgerkill di tur Invasion Of Noise I dan II akhirnya dirangkum dalam film dokumenter yang berjudul "We Will Bleed". Film ini dirilis pada awal tahun 2013 dan merupakan rangkuman aktivitas mereka selama berada di Australia. Lalu di tengah tahun 2013, Burgerkill memenangkan penghargaan dari Metal Hammer Golden Gods Award untuk kategori Metal As F*ck. Setelah itu, kembali Noxa menggebrak Finlandia dan tampil di “Tuska Open Air Metal Festival”. Tahun 2013 ditutup dengan rilisnya buku sejarah Ujungberung Rebels, Panceg Dina Galur karya Kimung. Secara detil, buku ini mengulas jejaring internasional sejak awal tahun '90an hingga akhirnya menjadi pergerakan yang intens di era tahun 2000an.

Pada tahun 2014, Godless Symptoms yang berkesempatan untuk dilirik dunia internasional. Mereka mendapatkan nominasi Global Metal 2014 dari Metal Hammer untuk kategori Best New Comers, meski memang pada akhirnya Godless Symptoms belum berhasil menang. Meski begitu, hal tersebut sudah merupakan pencapaian dan hal yang patut dibanggakan.

Selanjutnya, Finlandia kembali didatangi oleh penggiat ranah musik bawah tanah Indonesia. Kimung dan Felencia Hutabarat menjadi bagian dari Modern Heavy Metal Conference 2015 yang bertajuk "Markets, Practices and Cultures; International Academic Research Conference" di Aalto University, Helsinki, Finlandia, dan menjadi pembicara disana. Makalah berjudul "Market Development Using Community Shared Values: The Story of Burgerkill" menjadi materi yang dipresentasikan oleh Kimung dan Felencia Hutabarat. Alex Skolnick, Scott Ian, Deena Weinstein, Martin Popoff, Esa Lilja, Kenneth Granholm, Nial W. Scott, dan Toni-Matti Karjalainen, adalah beberapa dari 57 pemakalah terpilih yang juga menjadi pembicara saat itu.

Datangnya John Resborn dan Dom Lawson beberapa tahun silam akhirnya berdampak besar. Brugerkill dan Jasad mendapatkan kesempatan untuk tampil di tiga festival besar dunia, yaitu Obscene Extreme Metal Fes di Cekoslovakia, Wacken Open Air di Jerman, dan Bloodstock Open Air di Inggris pada tahun 2015. Berangkatnya dua band metal besar Indonesia ini akhirnya dirangkum dalam sebuah program bernama Bandung Blasting. Pada akhirnya, program ini ditujukan untuk terus mempertahankan geliat pergerakan internasional, terutama dari band-band ekstrim tanah air. Bandung Blasting 2015 sendiri menyabet penghargaan “News Event of the Year” dari Global Metal Apocalypse Award, bersamaan dengan kategori “Guitarist of the Year” untuk Ferly Jasad, dan “Best Live Act” untuk Burgerkill.

Selanjutnya, pergerakan internasional yang berkaitan dengan literasi kembali hadir. Pada 8-10 September 2016, Kimung dan Diah Paramitha (Mitha) atas nama ATAP Class berangkat ke Portugal dan menjadi pembicara di ajang 9th Midterm Conference of the RN-Sociology of the Arts, dengan tema “Working on Identity and Difference” di University of Porto. Konferensi ini digelar oleh European Sociological Association (ESA), dan makalah berjudul “The Dynamics of Karinding: the Role of Bandung Underground Metal and Punk Music Movement in Generating Karinding as the Traditional Instrument from West Java, Indonesia, and Its Unique Relationship” disajikan oleh Kimung dan Mitha. Selanjutnya, mereka bertolak ke Utrecht, ‘s-Gravenzande, Middelburg, Amsterdam, Eindhoven, dan Paris untuk melakukan riset buku sejarah karinding Priangan, sembari membicarakan tentang karinding, musik bawahtanah, dan kultur hibrida Indonesia.

Kemudian, DeadSquad maju dan menggempur Jepang, masih di tahun 2016. Mereka tampil di Asakusa Death Fest 2016, Yokohama, Shinjuku, dan Sangenjaya. Berturut-turut, giliran Implied (Bandung), Cadavoracity (Bekasi), dan Murtad (Bogor) yang menggebrak Bang-Cock Death Fest 2016, Thailand. Lagi, gebrakan itu tak berhenti dengan berangkatnya Joey The Gangster, band punk rock asal Bandung yang menggelar tur Asia Tenggara, bersama dengan Anti Flag di turnya yang bertajuk “Celebrating the 10th Year Anniversary of For Blood and Empire” ke Singapura, Thailand, dan Hongkong.

Di tahun 2017, gebrakan dilakukan oleh Jeruji, yang berhasil menyambangi 23 titik di Eropa. Tur ini digelar oleh agensi Enemy Booking, selama 7 April hingga 30 April 2017. Mereka mendatangi beberapa negara, yaitu Cekoslovakia, Slovakia, Polandia, Jerman, Austria, Belgia, Prancis, Belanda, dan Swiss.

BACA JUGA - Indonesia International Metal Movement (Part 1)

Pada akhirnya, Wacken Metal Battle Indonesia 2017 menjadi acara paling mutakhir di tahun ini. Ajang ini merupakan sebuah kompetisi untuk mencari satu band metal yang secara objektif dianggap paling representatif dan siap untuk mewakili Indonesia di ajang Wacken Metal Battle, program spesial di Wacken Open Air, Jerman pada Bulan Agustus mendatang. Wacken Metal Battle sendiri dapat hadir di Indonesia karena pergerakan Bandung Blasting yang diselenggarakan tahun 2015 silam. Indonesia akhirnya mendapatkan bagian untuk mengirimkan satu finalisnya, dan menjadi satu-satunya negara dari Asia yang bertarung dengan 28 negara lainnya. WMBI 2017 digelar atas kerja sama DCDC (www.djarumcoklat.com) dengan Atap Promotion dan The Metal Rebels, bersama dua orang Steering Committees, yaitu Kimung (Karinding Attack) dan Ebenz (Burgerkill), serta para juri yaitu Man Jasad, Dadan Ketu, Adib Hidayat, John Resborn, dan Dom Lawson. Sebanyak 238 band dari 59 Kota di Indonesia mendaftarkan bandnya, dalam rentang waktu lebih kuran dua bulan. Setelah melewati proses panjang, baik penjurian secara produksi, aransemen, aktivitas di sosial media, bahkan penampilan secara live yang melibatkan sepuluh besar finalis, yaitu Beside (Bandung), Gerram (Palembang), Hellcrust (Jakarta), Koil (Bandung), Nectura (Bandung), Neurosesick (Malang), New Day Is Over (Banjarbaru), Sufism (Bandung), Taring (Bandung) dan Trojan (Denpasar), akhirnya Beside yang terpilih dan mewakili Indonesia di ajang Wacken Metal Battle di Wacken Open Air Jerman. Penilaian ini bersifat mutlak dan dilakukan secara objektif oleh masing-masing juri, dan ini memang saat yang tepat untuk Beside membentangkan sayapnya ke dunia yang lebih luas, mengingat inilah tahun dimana mereka menginjak umur dua dekade.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner